18 Agustus 2009

Alur Barito Dikeruk Lagi

Banjarmasin, KS Meskipun tingkat kedalaman alur Ambang Barito sekarang masih 5,7 meter LWS, jalur yang bisa dilintasi 24 jam sejak 1 Januari 2009 lalu itu, dilakukan pengerukan kembali supaya melebihi 6 meter LWS. Pengerukan dengan kapal MEISUN BSP 1 berkapasitas 3.500 ton yang dijadualkan selesai dengan lama pekerjaan 6 bulan. Kapal jenis copper ini akan mengeruk sekitar 3 juta kubik lumpur dengan biaya mencapai Rp100 miliar. “Jumat tadi (14/8,red) dilakukan uji coba, sekarang sudah kerja,” ujar Kepala Administrator Pelabuhan (Adpel) Banjarmasin, Sufrisman Djaffar kepada wartawan, Selasa (18/8) di ruang kerjanya. Pengerukan alur ambang Barito menurutnya dilakukan bukan lantaran darurat, karena kedalaman belum dibawah batas toleransi yakni 5 meter LWS. “Kebetulan ada kapal yang bisa dipakai, maka dilakukan pengerukan untuk pemeliharaan alur ini,” ujarnya sembari mengatakan pilihan pengunaan kapal dari Malaysia karena lebih murah. Soal biaya pengerukan, ditegaskan Sufrisman, seluruhnya diambil dari hasil cannel fee angkutan batu bara, bukan dari pemerintah daerah. Alokasi untuk biaya pengerukan ini diambil sekitar 70 persen dari pendapatan keseluruhan. Diperkirakan pendapatan cannel fee yang dihimpun tahun 2009 ini mencapai Rp150 miliar dengan asumsi pembayaran batu bara yang melintas sekitar 50 juta ton dkalikan dengan 3 sen. “Ke pemerintah kita membayar sekitar Rp9 miliar, 6 persen dari pendapatan total,” jelasnya. Dia juga menepis anggapan pemerintah provinsi mengalami kerugian karena masalah penggunaan alur ini. Kontribusi yang diterima menurut Sufrisman jauh lebih besar dari tahun sebelumnya dengan tidak mengeluarkan anggaran. Ditanya soal aktivitas lalu lintas selama pengerukan, ditegaskan, tetap berjalan lancar karena seluruh jalur masih bisa dilintasi kapal, termasuk arus barang kebutuhan pokok mencukupi kebutuhan masyarakat menjelang dan sesudah bulan Ramadan. Lebih lanjut dikatakan, selama alur difungsikan, hanya pernah terjadi satu kali insiden kapal kandas. Itupun menurut Sufrisman, disengaja nakhoda kapal untuk menghindari terjadinya tabrakan dengan kapal lain. Pengerukan saat ini lakukan seluruh kawasan alur baru yang dikeruk sebelumnya, ditambah sisi alur selebar kurang lebih 7 meter untuk mengantisipasi lumpur yang masuk atau menutupi alur. “Sedementasi setiap bulan sekitar 30 centemeter,” jelasnya. Alur ambang Barito sebelumnya dilakukan pengerukan pihak PT Ambang Barito Nusantara Persada (Ambapers) menggunakan kapal keruk Van Oord Netherlands dari Belanda. Alur baru yang dikeruk sepanjang 15 kilometer dengan lebar dasar, 138 meter, lebar permukaan 162 meter dan kedalaman yang dikeruk -6 LWS. Pengerukan ulang (maintenance) ini juga melakukan hal yang sama. Secara terpisah,Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin mendesak jajaran PT Pelindo III Banjarmasin agar melakukan pembenahan pelabuhan untuk mengimbangi tingginya arus barang yang masuk. “Kita sudah minta Pelindo meningkatkan pelayanan,” ujarnya kepada acara diskusi publik Dampak Penerapan Perda 3/2008 terhadap Kelangsungan Investasi Kepala Sawit dan Kesejahteraan Pekebun di Kalsel, Selasa (18/9) di Swiss Belhotel Banjarmasin.slm

Tidak ada komentar: