29 Juli 2009

Lagi, Listrik Padam Bergilir

Banjarmasin, KS Masyarakat Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Tengah (Kalteng) kembali dihadapkan masalah pemadaman listrik, khususnya saat terjadinya beban puncak sekitar pukul 18.00 – 24.00 waktu setempat. PT PLN Wilayah Kalselteng akan melakukan pemadaman bergilir mulai tanggal 1-3 Agustus dengan dalih pemeliharaan bloiler PLTU Asam Asam Unit I untuk peningkatan keandalan mesin pembangkit itu. “Dengan adanya pemeliharaan ini, sistem kelistrikan kita mengalami kekurangan daya listrik sebesar 40 MW yang berakibat pada pemadaman listrik bagi pelanggan umum antara jam 18.00 sampai 24.00,” ujar Lailanor Effendi dari pihak Humas PLN Wilayah Kalselteng kepada wartawan, Rabu (29/7) di Banjarmasin. Pemeliharaan dikaitkan untuk mengoptimalkan pelayanan pada hari hari penting mendatang seperti acara acara peringatan 17 Agustus, bulan Ramadan, dan hari raya Idul Fitri. “Menjanjikan tidak ada pemadaman (bulan Ramadan,red) sulit, tapi dengan pemeliharaan ini kita harapkan bisa,” ujar Lailanor. Pemadaman bergiliran itu lanjutnya, tindakan yang tidak bisa dihindari pihaknya karena keterbatasan PLN mencukup kebutuhan 250 MW dari 815.000 pelanggan di dua provinsi ditambah keperluan industri pada siang hari. Langkah yang dinilai cukup efektif hanya dengan partisipasi masyarakat melakukan penghematan energi listrik. Sehingga pemadaman bergilir seperti yang sering dilakukan dapat diminimalisir waktunya. “Kalau tiap pelanggan yang berjumlah 815.000 menghemat 100 watt saja, akan ada daya 250 MW yang bisa mengurangi pemadaman,” terangnya. Ditanya kekhawatiran masyarakat terjadinya pemadaman dilaur waktu yang disebutkan, diakui hal itu lantaran pemadaman pihaknya tidak sepenuhnya berpatokan pada jam beban puncak itu. “Pemadaman bisa dari jam 4 nyala jam 9, memang tidak mesti dari jam 8 mulainya,” jelas Lailanoor. Kabar gembira yang disampaikannya adalah terkait akan dioperasikannya mesin berkapasitas 30 MW di seberang Sungai Barito dan 20 MW di unit pembangkit Tri Sakti Banjarmasin.”Mesin ini disewa dan akan masuk sistem,” terangnya. Pemadaman bergilir sebelumnya dilakukan bulan Oktober 2008 lalu sekitar 1 bulan karena ada pemeliharaan mesin pembangkit listrik tenaga uap Asam-Asam unit II berkapasitas 65 MW. slm

Sopir Surati Gubernur soal Perda 3/2008

Banjarmasin, KS Menganggur sebagai imbas penerapan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2008 yang mengatur larangan angkutan batu bara dan angkutan perkebunan kelapa sawit melewati jalan negara, para sopir melayangkan surat kepada Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin. Isi surat yang ditandatangani Mahyudin selaku koordinator sopir dari Kabupaten Banjar, Tapin dan Hulu Sungai Selatan (HSS) itu meminta peninjauan kembali kebijakan yang diberlakukan sejak tanggal 23 Juli lalu itu. “Kita minta ada solusi yang diberikan pemerintah dengan larangan ini, jangan tutup begitu saja,” ujar Mahyudin kepada wartawan, Rabu (29/7) di Banjarmasin. Dampak larangan yang dituangkan dalamPerda lanjutnya, bertambahnya pengangguran di Kalsel khususnya di kalangan sopir angkutan batu bara yang berjumlah sekitar 4000 orang ditambah petugas terpal dan pengatur lalu lintas yang diperkirakan mencapai 500 orang di tiga kabupaten. Pekerjaan alternatif seperti jasa angkutan pasir atau tanah dinilai tidak sebanding dengan banyaknya armada yang ada, sehingga tetap saja banyak yang menganggur. Hal ini ditakutkan mengancam kelangsungan hidup para sopir dan keluarganya. “Apalagi truk itu banyak yang masih kredit, jadi kita bingung bayarnya pakai apa,” ujar Mahyudin sebelum meyerahkan surat kepada gubernur itu. Saat ini lanjutnya, para sopir masih berharap ada pembicaraan secara damai dengan pemerintah dan diharapkan ada solusi masalah yang mereka hadapi seandainya Perda ini tidak bisa ditangguhkan. “Kita masih ingin mengambil cara damai, berunding dengan pemerintah,” jawab Mahyudin ketika ditanya tindakan sopir bila aspirasi mereka tidak mendapat respon yang menggembirakan. Ketua Forum Komunikasi Angkutan Batu Bara (FKABB) Kalsel, Robert Sinaga menambahkan, selama ini pihaknya tidak pernah diajak berunding atau rapat membahas aturan yang diterapkan. Padahal menurutnya, para sopir merupakan pihak yang sangat berkepentingan dengan kebijakan itu ketimbang pengusaha yang selalu diundang untuk membahasnya dengan instansi terkait. Terkait penerapan Perda, sebelumnya, gubernur Rudy Ariffin pelaksanaan Perda ini dinilai cukup memberikan dampak signifikan terhadap kelancaran lalu lintas di jalan umum dan aspek lainnya seperti debu, kemacetan lalu lintas dan sebagainya. Kendati belum bisa menjamin bisa mengamankan 100 persen, pihaknya berupaya mengoptimalkan pengawasan, termasuk menggandakan petugas yang disiagakan pada titik titik tertentu. Sedangkan atapun angkutan kelapa sawit yang melalui jalan negara, sudah diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 061 tahun 2009 tertanggal 9 Juli 2009 Tentang Petunjuk Pelaksana Perda 3 tahun 2008. Dalam aturan teknis tersebut diketahui hanya angkutan perkebunan sawit plasma atau rakyat yang diperkenankan melintasi jalan negara dan beratnya juga ditentukan yakni dengan muatan isi 6 ton. slm

Kadinkes : “Bila Terbukti H1N1, Sekolah Harus Disterilkan”

Banjarmasin, KS Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, drg Rosihan Adhani belum bisa memastikan kondisi para santri di sejumlah pondok pesantren (ponpes) di Kota Banjarbaru dan siswa siswa salah satu SMU di Marabahan Kabupaten Barito Kuala yang diduga terinfeksi virus flu babi (H1N1). “Bila memang terbukti (positif flu babi,red), sekolah itu harus disterilkan,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (29/7). Bahkan menurutnya, sekolah yang bersangkutan diliburkan untuk menghindari penularan kepada siswa atau santri lainnya. hal ini lantaran sipat virus yang sangat cepat penyebarannya. “Satu orang terkena, satu sekolah bisa tertular,” ujarnya mengomentari beredarnya kabar flu babi di sejumlah sekolah dan pesantren. Khusus Ponpes Al Falah di Landasan Ulin Kota Banjarbaru, Dinas Kesehatan Kalsel sudah mengambil sampel cairan dari 5 santri yang diduga terserang flu babi dan di Ponpes Darul Ilmi diambil sampel dari 9 orang. “Kita sudah mengambil sampel di Al Falah dan Darul Ilmi, yang di Batola kita akan datangi besok (hari ini,red),” ujar Rosihan Adhani yang menduga kondisi itu hanya flu biasa. Mengutif keterangan pengurus Ponpes Al Falah, santri yang sakit saat ini diberikan perawan setempat dalam ruang isolasi. Tindakan selanjutnya setelah diketahui hasil sampel yang dikirim ke Jakarta. “Untuk menentukan positif atau negatif, memang sudah disepakati harus dari Puslit Depkes di Jakarta, jadi harus menunggu hasil disana” terangnya. Lebih lanjut dijelaskan, masyarakat dapat mengantisipasi penyebaran H1N1 ini cukup dengan membiasakan pola hidup bersih, mengurangi kontak tangan dengan mulut dan hidung, menghindari kontak dengan penderita flu dan menjaga kondisi badan agar tetap fit atau bugar. “Kalau kena flu, istirahat minimal 5 hari dan rumah saja agar tidak menularkan kepada orang lain,” sarannya. Diakui Rosihan, pihaknya kesulitan memantau penularan virus flu H1N1 ini dari orang yang dimungkinkan membawa virus. Penderita awalnya tidak diketahui menderita flu H1N1 sehingga sempat menularkan kepada orang lain. Kendati penyebaran yang sangat cepat, flu H1N1 tidak terlalu berdampak pada kematian karena persentasi jauh lebih kecil dibanding flu burung.”Penyebarannya sangat cepat, tapi tingkat kematian hanya 0.4 persen, kalau flu burung 90 persen lebih,” terang Rosihan lagi. Ditanya antisipasi lanjut jajaran Dinas Kesehatan Kalsel, ditegaskan saat ini pihaknya sudah memberikan rekomendasi kepada beberapa rumah sakit pemerintah dan swasta dalam penanganan pasien flu H1N1 ini, termasuk droping obat obatan. Masyarakat juga diminta aktif memantau orang orang sekitarnya dan melakukan pemeriksanaa ke dokter bila mengalami flu yang tidak biasa seperti disertai muntah muntah, diare, atau demam mencapai 38 derajat. Dijelaskan juga, sampai saat ini, kasus H1N1 yang dinyakan positif tercatat masih sebanyak 5 orang yang menimpa karyawan rumah makan di Jalan Gatot Soebroto, Banjarmasin dan masih dikarantina di RSUD Ulin Banjarmasin. “Hasilnya akan disampaikan besok (hari ini,red), katanya di Pemko (kantor walikota,red) nanti ada jumpa pers,” jelas Rosihan. slm

22 Juli 2009

LP Anak Martapura Memprihatinkan

BERNYANYI-Saat melakukan kunjungan, Ketua TP PKK Kalsel, Hj Hayatun Fardah menyempatkan diri benyanyi bersama dengan anak anak di LP kelas II Anak Martapura. (foto ist/brt) Banjarmasin, KS Keberadaan Lapas kelas II Anak Martapura dinilai memprihatinkan karena masih terjadi over kapasitas. Blok penampungan yang layaknya hanya 30 orang, harus terisi dengan 49 tahanan, sehingga bilik berukuran sekitar 2 x 3 meter itupun harus dihuni 10 –13 anak tahanan. Kondisi ini dianggap kurang baik bagi anak yang menjalani masa pembinaan selama di tahanan. “Bisa dibayangkan satu ruangan diisi lebih sepuluh orang, belum lagi bila fentilasinya kurang,” ujar Ketua TP PKK Kalsel, Hj Hayatun Fardah ketika mengunjungi LP Anak Martapura, Rabu (22/7). Itu sebabnya, Hayatun Fardah berharap kondisi ini menjadi perhatian pihak terkait untuk mencari solusi sehingga anak anak yang menjadi tahanan tidak merasa makin tertekan dengan keadaan itu. Kedatangan Hayatun Fardah dan rombongan berkaitan dengan peringatan hari anak nasional. Turut hadir Aida Muslimah Rosehan (Wakil Ketua TP PKK Kalsel), Gusti Noor Tanjung (Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kalsel), Jumbri S Ag (Ketua KPAID Kalsel) dan sejumlah anggota TP PKK lainnya. Selain meninjau blok tahanan anak, rombongan juga bersilaturrahmi dengan tahanan wanita yang letaknya berdampingingan. Kondisi ruang tahanan wanita nampak lebih baik dan rapi karena baru dibangun dan jumlah penghuni relatif sedikit. Kepala Lapas Anak Martapura, Agus Wiryawan mengakui over kapasitas yang ada di tempatnya. Itu menurut Agus bukan disebabkan banyaknya tahanan anak anak, tapi karena diisi dengan napi wanita dan dewasa. Padahal, Lapas yang beralamat di jalan Pintu Air Tanjung Rema Darat Martapura yang didirikan 1982 itu semula hannya diperuntukkan untuk anak anak kemudian dijadikan untuk wanita juga setelah menjadi kelas II A. Daya tampung Lapas Anak yang menampung narapidanan dari dua wilayah hukum yaitu Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru ini sebanyak 240 yang terdiri dari 180 anak dan 60 wanita. “Saat ini Lapas Anak diisi 534 orang yang anak anak hanya sekitar 10 persen,” jelas Agus Wiryawan. Pihaknya mengharapkan, pembangunan Lapas di Kecamatan Cempaka dan Karang Intan Kota Banjarbaru cepat selesai, sehingga tahanan dewasa tidak lagi ditempatkan di Lapas Anak. Lebih lanjut dikatakan, Lapas ini mempunyai dualisme fungsi yaitu fungsi utama sebagai tempat pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan, selain itu juga sebagai tempat menampung dan merawat tahanan. Pembinaan dibagi dalam tiga unsur yakni pembinaan pengetahuan yang dilakukan melalui pendidikan, pembinaan spritual dengan mendatangkan tokoh agama atau kiai, dan pembinaan kecakapan melalui kepanduan atau kegiatan Pramuka. Di tempat yang sama, Ketua KPAID Kalsel, Jumberi S Ag mengaku cukup puas dengan pembinaan yang dilakukan pihak Lapas terhadap tahanan. Namun dia juga menyangkan dengan kondisi over kapasitas itu. “Memang jumlah tahanan melebihi kapasitas karena ada tahanan dewasa, tapi segi pembinaan dan pelayanan bisa dipenuhi,” terangnya setelah berbincang bincang jajaran Lapas Anak Martapura. slm

21 Juli 2009

Tiga Rombongan WNA Batal ke Festival Budaya Pasar Terapung

salah satu turis asing yang mengambil gambar pada kegiatan festival. Banjarmasin, KS Insiden pengeboman bunuh diri di hotel Rizt Carlton dan JW Marriot di Jakarta, Jumat (17/7) berimbas langsung ke sektor dunia parisisata di daerah, termasuk di Kalimantan Selatan (Kalsel). Tanpa ada konfirmasi alasan yang jelas, tiga rombongan warga negara asing (WNA) yang berencana menghadiri Festival Budaya Pasar Terapung 2009 di Banjarmasin tangal 18-21 Juli 2009, mengurungkan niat mereka. “Satu rombongan dari Belanda, dua rombongan dari berbagai negara, tidak jadi hadir,” ujar Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata kepada wartawan, di sela sela pembukaan festival akhir pekan tadi. Ketidakhadiran WNA diyakni rasa khawatir mereka pascapengeboman yang terjadi di Jakarta. Kondisi diharapkan tidak berlarut larut, karena akan merugikan daerah di sektor pariwisata. Kendati demikian, festival agenda tahunan yang dibuka Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin ini dikunjungi beberapa orang WNA yang turut membaur dalam kegiatan seperti pameran kuliner, kesenian daerah dan budaya sungai yang dipusatkan di Sungai Martapura. Bill, WNA asal Selandia Baru mengaku menikmati rangkaian kegiatan dan kagum melihat kebudayaan dan kesenian yang ada di Kalsel. dengan seperangkat kamera, dia tidak bosan bosan mengambil gambar ssaat kegiatan. Pembukaan festival dihadiri Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Iptek Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Titin Sukarya yang mengkhawatirkan dampak buruk terhadap aksi peledakan bom di Jakarta terhadap pariwisata daerah. Diakauinya, dengan kejadian ledakan it, tugas pihaknya di instansi kepariwisataan dan pemerintah tambah berat. Namun dia mengingatkan untuk terus optimis dan selalu bersemangat berinvonasi dan mengelola aset wisata. Sementaar itu, Rudy Ariffin gubernur saat membukan festival mengajak semua pihak termasuk pemerintah kabupaten dan kota dengan pemerintah provinsi untuk sama-sama mengembangkan sektor wisata. Dia berharap pula agar kejadian ledakan bom di ibukota tidak berdampak pada merosotnya upaya membangkitkan kepariwisataan di daerah. Justru kejadian itu harus menjadi cambuk untuk bangkit dan lebih baik lagi. Festival diisi dengan kegisatan jukung tradisional, festival kuliner, kerajinan, lukisan Banjar dan alat tradisional masyarakat, pameran, pencak silat dan tari daerah. Pada malam harinya, acara dimeriahkan dengan kembang api dan parade tanglong di Sungai Martapura Banjarmasin. slm

Banyak Obyek Wisata Kalsel belum Dikenal

LANTING BAMBU-Kegiatan lanting bambu (Bamboo Rafting) salah satu wisata di Kalsel yang cukup unit dan menarik perhatian wisatawan. Aksi arung jeram ini terdapat di Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan(HSS). (foto doc/brt) Banjarmasin, KS Provinsi Kalimanta Selatan (Kalsel) memiliki banyak obyek wisata, mulai keunikan wisata sungai, adat masyarakat Dayak, pemandangan pantai, gunung, air terjun, sampai wisata religius. Pelaksanaan tahun kunjungan wisata Kalsel tahun 2009 merupakan salah satu upaya Pemprov untuk menjaring/mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan baik nusantara maupun manca negara. Promosi obyek wisata masih perlu kerja keras instansi terkait dalamhal menjadika familiar bagi dunia luar karena sampai saat ini masih banyak obyek obyek potensial namun belum dikenal banyak orang. “Wisata Kalsel banyak belum dikenal seperti lembah Kahung, bambu rafting dan sebagainya,” ujar Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin usai membuka Festibal Budaya Pasar Teratung Tahun 2009, akhir pekan tadi. Obyek dan daya tarik wisata di Kalsel berdasarkan potensi yang ada tercatat sebanyak 272 buah. Namun yang sudah dikenal dan banyak dikunjungi hanya sebagian seperti wisata pasar terapung muara sungai barito Kota Banjarmasin, wisata sungai Martapura meliputi Makam Raja Sultan Suriansyah, Masjid Sultan Suriansyah, Pasar Terapung Lok Baintan Sungai Martapura, Kabupaten Banjar, wisata Pendulangan Intan Cempaka dan Pasar Permata di Martapura Kabupaten Banjar. Kemudian cukup banyak juga ke wisata Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan, makam Syech Muhammad Arsyad Al Banjari Kabupaten Banjar dan makam Datu Sanggul di Kabupaten Tapin sebagai obyek wisata religius. Obyek yang tidak kalah menarik adalah wisata Kerbau Rawa di Kabupaten Hulu Sungai Utara dan yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal/dalam daerah dan Nusantara seperti wisata Pantai Takisung dan Pantai Batakan di Kabupaten Tanah Laut . dan Kotabaru itu sebabnya, perlu pengenalan kepada wisatawan terhadap potensi potensi wisata didaerah seperti arung jeram dengan rakit bambu di sungai Amandit adalah puncak dari kegiatan perjalanan setelah beberapa hari. Kegiatan inilah yang paling banyak disukai oleh banyak wisatawan dan yang palinng mengesankan. Ada beberapa lokasi yang bagus untuk memulai perjalanan dengan tingkat kesulitan dan waktu tempuh yang bervariasi tergantung dari keinginan wisatawan itu sendiri. Tidak kalah menarik adalah air terjun Haratai yang terletak di desa lebih kurang 15 menit perjalanan dari Balai Haratai, dapat ditempuh dengan memasuki hutan bambu dan perkebuna karet atau kayu manis. Air terjun tersebut bertingkat tiga dengan ketinggian masing-masing 13 meter. Pengunjung dapat bermandi ria pada telaga, tetapi dibagian bawah air terjunnya, atau hanya duduk-dudk diatas bebatuan besar. Tersedia juga tempat ganti pakaian dan shel teruntuk beristirahat. Khusus pengenalan pasar terapung, diselanggarakan Festival Budaya Banjar Pasar Terapung tanggal 18-20 Juli 2009 dengan mengambil tempat di Sungai Martapura depan Masjid Sabilal Muhtadin sampai kedepan Kantor Gubernur. Kegiatan diisi dengan pameran produk unggulan daerah, pariwisata, seni dan budaya daerah, pawai Perahu Naga, klotok berhias dan perlombaan di sungai martapura, pergelaran kesenian daerah, perlombaan/Festival kue khas daerah, dan lain lain. slm

Promosi Kalsel di TMII Kurang Optimal

teks : Bangunan Anjungan Kalsel di TMII Jakarta (foto doc/brt) Banjarmasin,KS Keberadaan Anjungan Kalimantan Selatan (Kalsel) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta saat dinilaibelum termanfaatkansecara optimal, terutama dalamhal memperkenalkan kesenian dan kebudayaan daerah. Padahal, tempat itu dimaksudkan sebagai miniatur Kalsel yang bisa ditampilkan kepada daerah lain dan luar negeri agar mereka tahu bagaimana keanekaragaman seni dan budaya yang dimiliki. Itu sebabnya, Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin meminta pemerintah kabupaten/kota supaya aktif mengelar kegiatan promosi daerah masing masing secara bergantian sehingga suasana lebih meriah. Imbauan itu disampaikannya saat menggelar pertemuan dengan pihak pengelola anjungan di TMII dan kepala perwakilan Kalsel di Jakarta belum lama tadi bersama sejumlah pejabatnya. Kalsel terdapat 13 kabupaten kota yang memiliki ciri khas masing masing, baik segi kebudayaan maupun keseniannya. Hal itu perlu ditampilkan agar Kalsel lebih dikenal lagi dari sekarang. Pada kesempatan itu, Kepada Dinas Olahraga, Pemuda, Kebudayaan dan Pariwisata Kalsel, Bihman Muliansyah mengakui kurang optimalnya kegiatan promosi di tempat itu selama ini. Selain disebabkan banyaknya event diluar kawasan TMII yang harus diikuti, juga kurangnya terlibat pemkab dan pemko seperti yang diharapkan gubernur dalam promosi daerah. Kemudian yang juga menjadi kendala adalah tiket masuk yang diwajibkan pengelola TMII kepada setiap pengunjung, memberatkan pengelola kegiatan karena harus menyiapkan biaya tambahan yang cukup besar bila melibatkan banyak pemain atau peserta promosi. Dalam hal ini, kepada pihak pengelola TMII Jakarta, gubernur meminta ada keringanan atau ada kesepakatan yang dibuat kedepan sehingga kegiatan promosi daerah tidak terkendala lagi. Selain membahas promosi, pertemuan itu juga menginggung kondisi anjungan yang saat ini diperlukan lagi perbaikan dan perubahan bangunan. Perubahan dimaksud untuk menyesuaikan kondisi bangunan terhadap gangguan binatang kelelawar yang sejak 2006 sampai sekarang belum dapat ditanggulangi.meskipun sebelumnya sempat hilang beberapa bulan. Gangguan binatang kelelawar itu juga yang menyebabkan sebagian bangunan seperti palfon dan beberapa sudut ruangan, menjadi rusak akibat menumpuknya kotoran binatang yang tidur siang hari itu. Perubahan bangunan yangdianggap penting adalah membuat ruangan anjungan lebih terbuka, terutama bagian atap sehingga binatang kelelawar itu tidak dapat lagi pada siang harinya. Kendalanya, pelaksana proyek pembangunan dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kalsel takut perubahan itu dianggap menghilangkan unsur budaya Banjar dalam bangunan yang berbentuk rumah jenis bubungan tinggi itu. Rudy Ariffin menyarankan hal ini didiskusikan dengan pakar budaya daerah untuk disepakati sejauhmana perubahan bisa dilakukan sehingga masalah kelelawar teratasi tanpa menghilangkan unsur budaya daerah. slm

14 Juli 2009

8 Perusahaan Tambang Tunggu Dispensasi

Banjarmasin, KS Sampai sekarang, Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin belum mengeluarkan ijin persetujuan dispensasi pelintasan jalan umum untuk angkutan batu bara kepada delapan perusahaan yang mengajukan permohonan. Kedelapan perusahaan itu masih dalam tahap verifikasi tim yang menangani masalah ini dan akan diserahkan kepada gubernur bila dianggap segala persyaratan lengkap.”Belum kita sampaikan, jadi belum ada yang disetujui,” ujar Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Kalsel, Arbainsyah kepada wartawan, Selasa (14/7). Ditegaskan, persiapan penerapan Perda Nomor 3 tahun 2008 tanggal 23 Juli ini sudah siap, baik segi sarana pendukung seperti rambu lalu lintas, sampai kesiapan personil yang bertugas. “Bahkan sudah ada simulasi yang dilakukan dishub,” ujar Arbain. Kesiapan penerapan Perda ini juga ditegaskan gubernur. Pihaknya sudah menjadikan ‘harga mati’ jadual ini untuk kegiatan pertambangan yang tidak boleh lagi menggunakan jalan umum. Alasan lain adalah tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas yang melibatkan armada batu bara. Kemudian yang tidak kalah jadi perhatian, debu batu bara yang terhisap masyarakat di sepanjang jalan lintasan. “Sudah cukup anak anak kita menghirup debu batu bara,” ujarnya. Sebelumnya, menyampaikan harapanya, minimal tiga lintasan untuk angkutan batu bara bisa diselesaikan kontraktor sebelum dimulainya penerapan Perda. Sisa waktu yang tinggal beberapa pekan ini dimintanya dapat dimanfaatkan pelaksana proyek untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, baik lintasan bawah (under pass) maupun lantasan atas (fly over) sehingga tidak melewati deadline yang ditetapkan. slm

12 Juli 2009

Gubernur Puji Jagung Tala

Banjarmasin, KS Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin meminta sejumlah daerah yang mengembangkan komoditas jagung, mencontoh Kabupaten Tanah Laut (Tala) karena produktivitas yang sangat tinggi. Ini terbukti dengan kemampuan kabupaten yang memiliki pabrik pakan berbahan dasar jagung ini mencukupi 65 persen kebutuhan jagung di Kalsel. “Kabupaten lain diharapkan bisa meningkatkan prduksi jagung mereka,” ujar Rudy Ariffin usai melakukan panen jagung di Desa Tajaupecah, Kecamatan Batuampar Kabupaten Tala,Sabtu (11/7). Pada kesempatan itu, gubernur disaksikan Bupati Tala, Adriansyah dan sejumlah pejabat di Pemkab Tala dan Pemprov, menyerahkan bantuan bibit padi dan pupuk organik gramular dan cair. Kabupaten Kotabaru mendapat 185 kg bibit padi unggul ditambah 200.500 kg pupuk organik gramular dan 1.000 liter pupuk cair. Kemudian Kabupaten Tanahbumbu mendapat 5.250 bibit padi, 40.000 kg pulluk dan 200 liter pupuk cair. Kabupaten Tala diberikan 548.990 kg bibit padi, 744.000 kg pupuk ditambah 3.720 pupuk cair, Banjar mendapat 211.875 kg bibit padi, 800.000 kg pupuk dan 4.400 ilter yang cair. Terakhir Kabupaten Barito Kuala diberikan 253.750 kg bibit padi, 1.400.000 kg pupuk organik dan 7.000 liter pupuk cair. Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Holtikultora Provinsi Kalsel, Ir Sriyono mengatakan, priduktivitas jagung tahun ini cukup besar, terlebih di Kabuapten Tala yang tahun ini sudah mengalami dua kali panen. Khusus di Kabupaten Tala, pihaknya sempat khawatir dengan tanaman jagung yang ada karena cuaca yang sangat panas. Namun hal itu dapatdi antisipasi Pemkab setempat dengan menurunkan armada BPK untuk penyiraman. Terkait dengan harga jagung saat ini, menurutnya masih cukup bagus, karena rata rata dibeli dengan Rp2.200 per kg di tingkat pabrik. “Harga masih bagus,” jawab Sriyono singkat. BPS merilis produksi jagung di Kalsel pada 2009 berdasarkan angka ramalan (aram) II akan mencapai 97.326 ton atau mengalami peningkatan sekitar 2.262 ton dari 2008. Kalau pada 2008 produksi jagung Kalsel hanya mencapai 95.064 ton atau turun bila dibandingkan dengan produksi 2007, maka perkiraan 2009 mengalami peningkatan, sebut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, Bambang Pranomo. Produksi jangung 2008 turun sebesar 5.893 ton atau 5,84 persen jika dibandingkan 2007, disebabkan adanya penurunan luas panen yang cukup besar yaitu 2.125 ha, meskipun hasil per hektare meningkat 1,87 kuintal/ha. Penurunan luas panen 2008 tersebut disebabkan, panen muda yang dilakukan oleh petani sentra pertanaman jagung, seperti di Kabupaten Tabalong, Kotabaru dan Kabupaten Banjar. slm

Kalsel Dijatah Dana Pertanian Rp27 Miliar

Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) mendapat dana khusus untuk pertanian dari pemerintah pusat sebesar Rp27,864 miliar. Bantuan dan khusus pertanian tersebut diberikan melalui Dirjen Tanaman Pangan Departemen Pertanian yang diteruskan melalui 14 satuan kerja termasuk di Kalsel. Kepala Dinas Pertanian tanaman Pangan dan Holtikultura Kalsel, Sriyono mengatakan, dari dana tersebut, pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel akhirnya dapat mendukung penangkaran padi dan kedelai masing-masing seluas 300 hektare. ”Para petani juga diberikan bantuan uang muka untuk pembelian Hand Tractor atau traktor tangan sebanyak 60 unit,” ujarnya saat menghadiri panen raya jagung di Desa Tajau Pecah Kecamatan Batuampar Kabupaten Kabupaten Tanah Laut, akhir pekan tadi. Panen raya dihadiri Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin yang juga memberikan bantuan kepada 11 kabupaten di provinsi itu berupa bibit padi non hibrida sebanyak 1387,5 ton, padi hibrida 45 ton dan jagung hibrida sebanyak 75 ton. Selain bibit, 11 kabupaten itu juga mendapatkan bantuan pengembangan lahan padi non hibrida seluas 555 ribu hektare, padi hibrida tiga ribu hektare dan jagung seluas lima ribu hektre. Sementara sembilan kabupaten di Kalsel mendapatkan bantuan pupuk NPK sebanyak 1.917 ton, pupuk organik granular sebanyak 5.251 ton, dan pupuk organik cair sebanyak 8.340 liter. Sedangkan melalui APBD 2009, Pemprov Kalsel menganggarkan dana yang dipergunakan untuk lima kabupaten guna penanggulangan banjir seperti Kabupaten Banjar, Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU). Dana tersebut digunakan untuk pengembangan padi, sawit dupa (satu kali mewiwit dua kali panen) seluas 1.000 hektare, padi unggul seluas 100 hektare, perluasan areal tanaman padi 225 hektare, pengembangan jagung 500 hektare, kedelai 300 hektare, pengadaan traktor tangan dan power racer sebanyak 14 unit, benih padi 100 ton dan pupuk NPK sebanyak 17,7 ton. Dengan adanya bantuan tersebut, petani Kalsel diharapkan terpacu untuk terus meningkatkan produksinya, terlebih baru-baru ini beberapa daerah di provinsi itu mendapatkan penghargaan dari Presiden Republik Indonesia atas pengembangan produktifitas pertanian serta ketahanan pangan, demikian Sriyono. ant/slm

2010, Kalsel Miliki Pelabuhan Perikanan

Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mendapat dukungan Departemen Kelautan dan Perikanan (DKPK) dalam upaya meningkatkan infrastruktur pelabuhan perikanan untuk mendukung sektor perikanan. Pelabuhan khusus yang akan menunjang sarana produksi dan pengembangan sektor kelauatan dan perikanan itu terletak di Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut (Tala). Ditergetkan pelabukan perikanan yang mulai dikerjakan tahun 2008 dengan pendanaan APBN itu selesai 2010 nanti. Dana yang dikucurkan mencapai Rp37 miliar dari anggaran tahun 2008 dan 2009. Sarana itu nantinya tidak semata berfungsi sebagai pelabuhan khusus, namun akan ditunjang dengan sarana lain sehingga lebih menggerakkan kegiatan sektor pertanian secara umum. Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin berjanji akan memberikan sharing (bantuan) dana dari APBD bila diperlukan. “2010 mudahan mudahan kita (Pemprov Kalsel,red) bisa share,” ujarnya usai mengikuti panen jagung di Desa Tajau Pecah Kacamatan Batuampar Tala, Sabtu (11/7). Bupati Tala, Andriansyah menambahkan, proses pengerjaan pelabuhan perikanan saat ini mencapai 35 persen dan target penyelesaian tahun 2010 diharapkan tercapai sesuai jadual yang diharapkan. Terhadap pembangunan pelabuhan perikanan tersebut lanjutnya, Pemkab Tala menyiapkan lahan 400 hektare yang juga akan digunakan untuk fasilitas dan sarana pengembangannya. “Kita sudah minta tambahan (dana,red) untuk 2010,” ujarnya sembari mengharapkan bantuan Pemprov Kalsel. sumber dari Direktur Pelabuhan Direktorat Perikanan Tangkap DKP menyebutkan, saat ini sebanyak 818 pelabuhan perikanan di Indonesia baik dalam skala kecil hingga besar telah diresmikan. Pembangunan pelabuhan perikanan ini akan diteruskan pada tahun-tahun mendatang untuk memanfaatkan sumber daya laut yang ada. Beberapa pelabuhan perikanan yang akan ditingkatkan kapasitasnya, adalah pelabuhan Teluk Awang (Nusa Tenggara Barat), Makassar (Sulawesi Selatan), Nunukan (Kalimantan Timur), Biak dan Merauke (Papua), dan Nunukan (Kalimantan Timur). Direktur Pelabuhan Direktorat Perikanan Tangkap DKP, Ibrahim Basri, Jumat (13/7) di Ternate. slm

09 Juli 2009

Pulau Bakut Ditanami 1.000 Pohon Mangrove

Pulau Bakut tepat dilintasi Jembatan Barito di Kabupaten Barito Kuala. (Foto doc/brt) Banjarmasin, KS Bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barito Kuala (Batola), Badan Lingkungan Hidup (BLHD) Provinsi Kalsel menanam 1.000 pohon mangrove jenis Rambai Padi (sonneratia caseolaris) di kawasan wisata Pulau Bakut. Lokasi penanaman pohon ini bertepatan dengan obyek wisata Jembatan Barito yang memiliki panjang 1.082 meter dengan lebar 10,37 meter, tepat melintasi Sungai Barito dan Pulau Bakut selebar 200 meter. Kepala BLH Provinsi Kalsel, Rahmadi Kurdi mengatakan, aksi penanaman pohon selain dihubungkan dengan peringatan hari lingkungan hidup, juga untuk menanggulangi kerusakan hutan mangrove di Kalsel, khususnya di Kabupaten Batola. Diakui Rahmadi, tidak saja di Batola yang memerlukan kawasan mangrove, di beberapa kabupaten lain seperti Tanahbumbu dan Kotabaru juga perlu kawasan mangrove ini diperbaiki untuk kelangsungan habitat yang hidup di dalamnya. Rahmadi memperkirakan tidak kurang 20 persen kawasan mangorve atau pohon bakau di pesisir pantai pada sejumlah kabupaten rusak yang disebabkan antara lain pembabatan yang dilakukan masyarakat untuk keperluan bahan bangunan rumah tangga, aktivitas pertambakan, sampai pembangunan infrastruktur, termasuk pembangunan pelabuhan khusus (pelsus) yang banyak terdapat di Kabupaten Kotabaru dan Tanahbumbu. Padahal, kawasan ini harus dipertahankan sebisanya dari rencana konversi lahan karena manfaatnya yang besar seperti menjaga abrasi pantai, penahan laju gelombang, tempat pengembangbiakan udang, kerang dan kepiting, sampai penyerap berbagai polutan. Pentingnya menjaga kelestarian mangrove karena kawasan ini merupakan ekosistem yang sangat produktif. Berbagai produk dari mangrove dapat dihasilkan baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti kayu bakar, bahan bangunan, keperluan rumah tangga, kulit, obat-obatan dan perikanan. Maraknya penebangan pohon jenis tertentu yang termasuk katogeri mangrove ini juga dipicu faktor ekonomi. Padahal, pelaku pembalakan mangrove bisa dikenakan UU No 41 Tahun 1997 tentang lingkungan dengan hukuman 5 tahun penjara atau denda Rp100 miliar. Perlu diketahui, kerusakan kawasan mangrove sebenarnya tidak saja terjadi di Kalsel, tapi kondisi serupa terjadi secara nasional tahunke tahun. Tahun 1990 luas mangrove yang tersisa hanya 2,49 juta hektare. Ini berarti Indonesia telah kehilangan 40 persen areal mangrove. Di Indonesia tercatat 202 jenis tumbuhan mangrove, meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis plasma, 19 jenis pemanjatan, 44 jenis herba tanah, 44 epifit dan 1 jenis paku. slm

05 Juli 2009

3 Lintasan Batu Bara Diharapkan Tepat Waktu

Banjarmasin, KS GUBERNUR Kalimantan Selatan Rudy Ariffin berharap minimal tiga lintasan untuk angkutan batu bara bisa diselesaikan kontraktor sebelum dimulainya penerapan Perda Nomor 3 Tahun 2008, yaitu 23 Juli mendatang. Sisa waktu yang tinggal beberapa pekan ini dimintanya dapat dimanfaatkan pelaksana proyek untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, baik lintasan bawah (under pass) maupun lantasan atas (fly over) sehingga tidak melewati deadline yang ditetapkan. “Tiga jalur diharapkan selesai (tepat waktu, red),” ujar Rudy Ariffin kepada wartawan, Sabtu (4/7), seusai mengikuti silaturahmi dan bakti sosial Kerukunan Keluarga Demang Yoedha di Mesjid Keramat Palajau, Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Ketiga lintasan yang dimungkinkan dapat selesai sesuai waktu yang ditetapkan, adalah lintasan yang dibangun PT Hasnur Jaya Utama di Kilometer 94 Kabupaten Tapin sebanyak dua jalur, dan PT ATP yang mengerjakan underpass di kilometer 101 Kabupaten Tapin. Diakui Gubernur, sejumlah lintasan penyelesaiannya tidak akan sesuai target karena banyak perusahaan yang mengalami kesulitas keuangan. Itu sebabnya, Pemprov Kalsel memberikan toleransi mengizinkan penggunaan jalan umum untuk penyeberangan angkutan batubara selama pengerjaan proyek lintasan. Waktu toleransi selama tiga bulan terhitung sejak diberlakukannya Perda Nomor 3 tahun 2008. Jika perusahaan yang bersangkutan belum menyelesaikan lintasan dimaksud, dipersilakan tutup sementara. Dispensasi diberikan kepada perusahaan yang mengajukan izin pelintasan kepada Pemprov Kalsel. Dari 14 perusahaan yang mengerjakan proyek lintasan, tercatat 8 di antaranya sudah menyampaikan surat permohonan itu. Saat ini, Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi (PIK) Provinsi Kalsel sudah memasang rambu rambu di 75 titik untuk memberikan peringatan kepada pihak perusahaan dan masyarakat. Terkait pelaksanaan jalan khusus ini, berdasarkan evaluasi Dinas Perhubungan, bulan Mei lalu, dari 14 perusahaan yang mengerjakan proyek, hanya dua perusahaan yang menyanggupi penyelesaian sesuai deadline (batas waktu) tanggal 23 Juli mendatang. Kedua perusahaan itu adalah PT Hasnur Jaya Utama yang masih menyelesaikan flyover dan PT ATP yang mengerjakan underpass. Sebanyak 12 perusahaan lain diperkirakan tidak sanggup menyelesaikan kewajiban mereka sebelum penerapan Perda Nomor 3 Tahun 2008 terkait larangan penggunaan jalan umum untuk angkutan tambang dan perkebunan di Kalsel. Lima dari 12 perusahaan itu berjanji menyelesaikan pembangunan jalan di bulan Agustus sampai Oktober. Kelima perusahaan tersebut, yakni PT Pribumi Citra Megah Utama yang proyeknya melewati jalur Kilometer 152 Kabupaten Tanah Bumbu, kemudian PT Mitratama Perkasa di Kilometer 153, PT WBM di Kilometer 162, PT SCMM di Kilometer 172 dan PT BCM di kabupaten yang sama. Sementara empat perusahaan lainnya, yakni PT Talenta Bumi, PT Coilindo Inter Nusa, PT Satui Barutama dan PT Borneo Inter Nusa, mengajukan permohonan perpanjangan waktu pengerjaan proyek. slm

KKDYN Bagi-bagi Sembako dan Sunatan Massal

Barabai, KS SEBANYAK 65 anak di Desa Palajau Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) mendapat pelayanan khitan (sunatan) gratis yang diselanggarakan Kerukunan Keluarga Demang Yoedha Nagara, Sabtu (4/7) di Mesjid Keramat Palajau. Anak anak yang ikut sunatan massal pada kegiatan yang diramu dengan silaturrahmi Kerukunan Keluarga Demang Yoedha Nagara (KKDYN) itu juga memberikan bingkisan berupa tas sekolah, sarung, dan uang tunai Rp50.000 per orang. Sedangkan masyarakat sekitar, khususnya dari keluarga kurang mampu, mendapat bingkisan sembako yang diserahkan langsung Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin kepada beberapa orang sebagai perwakilan. Pada kesempatan itu, Rudy Ariffin yang merupakan penasehat KKDYN sekaligus keturunan ke 8 Demang Yoedha, menyerahkan bantuan Rp100 juta untuk usaha kelompok tani setempat. Ketua KKDYN, Sjachsam Sarkawi mengatakan kegiatan sosial ini sudah menjadi agenda rutin pihaknya untuk membantu masyarakat yang memerlukan sekaligus menjadi di sarana silaturrahmi sesama anggota. “Pertemuan akbar dilakukan tiap lima tahun, insya Allah tahun 2010 di gelar disini (Mesjid Pelajau,red),” terangnya kepada wartawan, Sabtu (4/7) di sela sela acara. Disebut silaturrahmi akbat lanjutnya, karena acara itu akan melibatkan semua anggota KKDYN yang saat ini tercatat secara resmi saebanyak 1.879 yang tersebar di Kalsel, luar daerah dan luar negeri. Dijelaskan Sjachsam Sarkawi, tidak sedikit anggota KKDYN yang menduduki jabatan strategis di pemerintahan. Bahkan Mantan Gubernur Kalsel, Sarkawi dan Rudy Ariffin yang masih menjabat sebagai gubernur sekarang, merupakan keturunan dari Demang Yoedha. Usai acara, Rudy Ariffin meninjau lokasi pembangunan Langgar Darut Tauhid di Desa Banuan Binjai Kecamatan Barabai Kabupaten HST. Kunjungan sekaligus memberikan bantuan dana untuk pembangunan tempat ibadah itu. slm

01 Juli 2009

Keterlibatan Anak dengan Hukum Meningkat

Banjarmasin, KS Pelanggaran terhadap hak-hak anak dan perlindungan terhadap kekerasan, penelantaran dan perlakuan salah lainnya masih sering terjadi, meskipun Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sudah di keluarkan sejak tujuh tahun yang lalu. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kalsel, Jumri S Ag mengatakan, dalam triwulan ke II 2009, kasus-kasus persetubuhan, pencabulan, perkosaan, dan dan pelibatan anak dalam peredaran narkoba makin marak terjadi. Yang mendominasi adalah keterlibatan anak dengan hukum. Ada 15 kasus seksual terhadap anak yang dicatat oleh KPAID Kalsel melalui media cetak maupun pengaduan lansung masyarakat ditambah 7 kasus pelibatan dalam peredaran narkoba, 3 kasus penelantaran, dan 32 kasus anak berhadapan dengan hukum. Khusus kasus Anak Berhadapan Hukum (ABH) kurun waktu April-Juni, anak sebagai pelaku kekerasan sebanyak 4 kasus, anak sebagai pelaku pencurian 14 kasus, sebagai pelaku penjambretan 5 kasus, selaku pemalakan 2 kasus, dan nak sebagai pelaku peredaran narkoba sebanyak 7 kasus. Diantara sekian banyak kasus itu, yang paling mengejutkan adalah munculnya kasus anak yang terlibat dalam peredaran narkoba. Padahal kasus ini sebelumnya jarang sekali muncul kepermukaan. Oleh karena itu, dalam kasus seperti ini aparat penegakkan hukum harus tegas menindak kepada setiap orang, terutama menjerat pelaku dengan UU Perlindungan Anak sesuai dengan pasal 89 ayat 1 dan 2, termasuk hukuman berat bagi setiap orang yang melakukan persetubuhan, pelecehan maupun perkosaan terhadap anak. Jumbri mengharapkan peran aktif masyarakat dan lingkungan sosial untuk melakukan perlindungan terhadap anak, terutama kalangan orang tua agar lebih mengawasi pergaulan anak-anaknya serta memberikan bimbingan dan pembinaan yang baik kepada mereka. Sementara pihaknya terus melaksanakan tugasnya sesuai kewenangan yang diberikan dengan melakukan advokasi kepada lembaga penegak hukum, menerima pengaduan masyarakat dan memfasilitasi pengaduan tersebut, serta melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap penyelenggaraan perlindungan anak. slm Tabel NO JENIS KASUS JANUARI-MARET APRIL-JUNI 1. Pencabulan, pelecehan dan perkosaan 13 kasus 15 kasus 2. Penelantaran 8 kasus 3 kasus 3. Kekerasan 18 kasus 7 kasus 4. Anak Berhadapan Hukum 30 kasus 32 kasus Jumlah 69 kasus 57 kasus

BKD Kesulitan Cari Bidan

KEPALA Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Kalsel, HM Thamrin pesimistis bisa memenuhi kebutuhan rekruitmen 375 bidan tahun ini untuk memenuhi kekurangan di sejumlah pedesaan. Apalagi bila melihat pengalaman tahun 2008 lalu, kouta 250 orang yang disediakan, hanya terpenuhi 213 orang bidan desa yang berminat, termasuk dari akademi kebidanan (Akbid) luar daerah. “Kita sudah mengundang lima akbid di Banjarmasin, tapi semuanya hanya meluluskan sekitar 150 orang tahun ini, padahal diperlukan minimal 250 orang,” ujarnya. Untuk memenuhi kekurangan tenaga bidan yang bertugas di 13 kabupaten kota tersebut, pihaknya juga sudah menawarkan dengan Akbid luar daerah seperti Palangkaraya, Yogyakarta, Malang, Bandung dan kota lainya. “Memang jarang mereka (bidan luar daerah,red) ada yang berminat,” ujarnya. Padahal lanjut Thamrin, gaji yang ditawarkan kepada tenaga bidan cukup besar. Setia bulan honor bidang berkisar Rp1,5 sampai Rp2,5 juta. Jumlah tersebut menurutnya lebih besar dari gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang baru bertugas. Diberitakan sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel mencari lagi 375 tenaga yang sama untuk ditempatkan diberbagai lokasi di 13 kabupaten/kota. Pendaftaran dibuka dimulai tanggal 1 – 15 Juli nanti. 372 tenaga bidan yang diperlukan tersebut terbagi atas 129 tenaga pegawai tidak tetap (PTT) daerah dan 243 pegawai pusat. Bila jatah tersebut terpenuhi, maka kekurangan bidan di Kalsel tinggal 216 orang saja. Honor yang akan diberikan kepada bidan desa menurut Kepala Dinas Kesehatan KAlsel, Rosihan Adhani, untuk honor PTT bidan Rp1.850.000 dan yang ada di desa terpencil lebih dari Rp2 juta, ditambah fasilitas rumah dan sebagainya. Untuk proses penerimaan, ini, pihak Dinkes Kalsel sudah melakukan koordinasi seperti sekolah kebidanan yang terdapat di Banjarmasin dan sekitarnya. “Dari sekolah sekolah kebidanan (di Kalsel,red), dapat direkrut sekitar 200-an,” jelasnya. Tahun lalu, Dinkes membuka pendaftaran menja di bidan desa se Kalsel dengan jumlah kouta 350 orang. Namun sampai ditutup pendaftaran, pelamar hanya berjumlah 213 orang yang terdiri dari bidan PTT 98 orang dari pemerintah pusat dan 115 dari Provinsi Kalsel. slm