21 Juli 2009

Tiga Rombongan WNA Batal ke Festival Budaya Pasar Terapung

salah satu turis asing yang mengambil gambar pada kegiatan festival. Banjarmasin, KS Insiden pengeboman bunuh diri di hotel Rizt Carlton dan JW Marriot di Jakarta, Jumat (17/7) berimbas langsung ke sektor dunia parisisata di daerah, termasuk di Kalimantan Selatan (Kalsel). Tanpa ada konfirmasi alasan yang jelas, tiga rombongan warga negara asing (WNA) yang berencana menghadiri Festival Budaya Pasar Terapung 2009 di Banjarmasin tangal 18-21 Juli 2009, mengurungkan niat mereka. “Satu rombongan dari Belanda, dua rombongan dari berbagai negara, tidak jadi hadir,” ujar Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata kepada wartawan, di sela sela pembukaan festival akhir pekan tadi. Ketidakhadiran WNA diyakni rasa khawatir mereka pascapengeboman yang terjadi di Jakarta. Kondisi diharapkan tidak berlarut larut, karena akan merugikan daerah di sektor pariwisata. Kendati demikian, festival agenda tahunan yang dibuka Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin ini dikunjungi beberapa orang WNA yang turut membaur dalam kegiatan seperti pameran kuliner, kesenian daerah dan budaya sungai yang dipusatkan di Sungai Martapura. Bill, WNA asal Selandia Baru mengaku menikmati rangkaian kegiatan dan kagum melihat kebudayaan dan kesenian yang ada di Kalsel. dengan seperangkat kamera, dia tidak bosan bosan mengambil gambar ssaat kegiatan. Pembukaan festival dihadiri Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Iptek Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Titin Sukarya yang mengkhawatirkan dampak buruk terhadap aksi peledakan bom di Jakarta terhadap pariwisata daerah. Diakauinya, dengan kejadian ledakan it, tugas pihaknya di instansi kepariwisataan dan pemerintah tambah berat. Namun dia mengingatkan untuk terus optimis dan selalu bersemangat berinvonasi dan mengelola aset wisata. Sementaar itu, Rudy Ariffin gubernur saat membukan festival mengajak semua pihak termasuk pemerintah kabupaten dan kota dengan pemerintah provinsi untuk sama-sama mengembangkan sektor wisata. Dia berharap pula agar kejadian ledakan bom di ibukota tidak berdampak pada merosotnya upaya membangkitkan kepariwisataan di daerah. Justru kejadian itu harus menjadi cambuk untuk bangkit dan lebih baik lagi. Festival diisi dengan kegisatan jukung tradisional, festival kuliner, kerajinan, lukisan Banjar dan alat tradisional masyarakat, pameran, pencak silat dan tari daerah. Pada malam harinya, acara dimeriahkan dengan kembang api dan parade tanglong di Sungai Martapura Banjarmasin. slm

Tidak ada komentar: