10 November 2008

Pangeran Hidayatullah Diajukan Dapat Gelar Pahlawan

Banjarmasin,KS Pemprov Kalsel mulai menyusun dan melengkapi dokumen persyaratan pengajuan gelar pahlawan kepada tokoh dan penjuang daerah, Pangeran Hidayatullah kepada pemerintah pusat. “Desember nanti kita akan melakukan seminar membahas ini dengan pihak terkait untuk jadi bahan mengajukan permohonan gelar pahlawan,” ujar Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial (Kessos) Kalsel, Drs Bahtiar Hanafiah kepada wartawan, Senin (10/11) usai upacara peringatan hari pahlawan ke 62 di kantor Gubernur Kalsel. Pengumpulan data Pangeran Hidayatullah makamnya ada di Cianjur Jawa Barat, melibatkan pihak keluarga atau ahli waris.”Syarat syarat pengajuan gelar ada, tinggal kita melengkapinya,” ujar pria yang biasa disapa Toto tersebut. Ditanya apakah ada kemungkinan melakukan pemindahan makam ke Kalsel seperti yang dilakukan kepada Pangeran Antasari, menurutnya sangat sulit dilakukan, karena banyak keluarga almarhum yang menetap di Cianjur tersebut. Masih terkait dengan penghargaan kepada para pahlawan, khususnya tokoh daerah, dilakukan rehab makam yakni makam Hasan Basri, Pangeran Antasari dan Pangeran Hidayatullah. “Dananya sekitar Rp700 juta dari anggaran tahun 2008 dan 2009,” jelasnya. Acara peringatan diisi dengan penandatanganan prasasti pemugaran makam Pangeran Antasari dan Hasan Basri oleh Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin disaksikan Ketua DPRD Kalsel, Anang Hairin dan Wakil Gubernru Kalsel, HM Rosehan NB SH. Menteri Sosial, Bahtiar Chamsyah melalui pidato tertulis yang dibacakan gubernur mengatakan, peristiwa 10 Novemeber memang patut dikenang setiap tahunnya untuk mengingatkan dan membangkitkan semangat dalam mempertahankn dan mengisi kemerddekaan. Upaya meraih kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan telah menuntut pengorbanan yang besar dari para pendahulu negeri, salah satunya adalah pertempuran 10 Novemeber 1945 di Surabaya. Pertempuran 10 November adalah peristiwa heroik yang melibatkan seluruh elemen masyarakat dan menimbulkan banyak korban jiwa berjatuhan dikalangan rakyat. Baik tua muda, pria wanita , pejuang terlatih maupun rakyat biasa. Dengan tekad kuat dan semangat membara, mereka maju ke medan perang dengan pantang menyerah, tanpa pamrih, percaya kepada kemampuan sendiri untuk menghadapi gempuran bangsa asing yang ingin berkuasa kembali di Indonesia. Semangat dan nilai-nilai kepahlawanan serta wawasan kebangsaan yang tersirat dalam pertempuran 10 November itu hendaknya dapat dihayati dan menjadi inspirasi memacu dan memicu dalam mengisi kemerdekaan. Untuk itu ia mengajak kepada segenap bangas Indonesia dengan semangat kepahlawanan dan wawasan kebangsaan yang telah ditunjuk para pendahulu negeri ini sebagai pemicu untuk berperan aktif memberikan kontribusi sesuai dengan kemampuan dan bidang tugas masing-masing. Dengan dilandasi kesungguhan dan semangat nilai-nilai kepahlawanan serta wawasan kebangsaan, bukanlah hal yang mustahil dapat mengatasi segala permasalahan yang menghadang negeri ini. Usai acara, gubernur sempat menyampaikan sambutan khusus kepada pejuang Kalsel yang tergabung dalam Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kalsel sekaligus memberikan tali asih.

Tidak ada komentar: