09 November 2008

Waspadai Diare dan Demam Berdarah

Banjarmasin, KS Intensitas hujan yang mulai sering terjadi dua pekan terakhir, akan berdampak pada mudahnya terjadi penularan penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan diare, khususnya untuk anak anak. Itu sebabnya, Kepala Dinas Pendidikan Kalsel, drg Rosihan Adhani dan Kasubdin Bina Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Dinkses Kalsel, Sukamto Mkes mengingatkan, masyarakat agar waspada terhadap kedua jenis penyakit yang dapat menimbulkan kematian bila terlambat penanganan. “Sampai bulan Februari musim hujan diperkirakan masih berlangsung, bahkan puncaknya, jadi masih perlu diwaspadai,” ujar Sukamto kepada wartawan, Minggu (9/11) di sela sela acara gerak jalan sehat jajaran Dinkes Kalsel dan instansi terkait sebagai rangkaian Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 44. Dikatakan, dari Januari sampai Oktober, lebih dari 731 kasus demam berdarah terjadi dengan jumlah korban mencapai 9 orang.”Yang terbanyak masig Kota Banjarmasin,” ujarnya. Untuk mengantisipasi merebaknya penyakit ini, jajaran Dinkes Kalsel melakukan tindakan dini, seperti fogging (pengasapan), sebelum terjadi penularan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang hidup sehat dan bersih. Bila dibanding dengan kasus DBD tahun sebelumnya, dimana terjadi 1.321 kasus dengan korban meninggal 16 orang, maka tahun ini mengalami penurunan yang cukup besar, baik jumlah kasus maupun korban yang meninggal.”Jadi tidak akan KLB,” tegasnya. Penurunan kasus ini juga menurutnya sebagai indikasi mulai membaiknya prilaku masyarakat sehingga memutus mata rantai pengembangbiakan nyamuk Aedes Agepty yang jadi sumber penyakit ini. Terkait dengan diare, secara terpisah Rosihan Adhani menjelaskan, kasus ini setiap tahun selalu merenggut korban jiwa. Pada 2007 jumlah kasus diare di Kalsel berjumlah 35.778 orang dengan 10 orang meninggal. Tahun 2008, kasus diare menurun menjadi 24.077 kasus dengan 3 meninggal. Pasien yang meninggal meliputi 1 orang di Kecamatan Daha Utara Kabupaten HSS pada bulan Januari, 1 orang di Kecamatan Daha Barat Kabupaten HSS pada bulan Maret dan 1 orang di Kecamatan Birayang Kabupaten HST pada bulan Mei 2008. “Kita upayakan agar bisa nol.Antisipasi diare ini kan bersifat lintas sektor. Misalnya dengan PDAM selaku penyedia air bersih. Masih banyak penduduk kita yang kekurangan akir bersih, karena tingkat ketercukupan air bersih kita masih enam puluh persen,” jelasnya kepada Barito Post. Rosihan menambahkan angka CFR (case fatality rate) atau yang menyebabkan kematian pada diare masih pada angka 0,012. “Angka CFR diare untuk Kalsel masih dibawah satu, itu masih dianggap normal dan terkendali. Untuk Kalsel angka kasus diare jangan sampai 99 ribu,” terangnya. Perilaku masyarakat lainnya yang harus dibenahi adalah buang air. Masyarakat dinilai masih sembarangan buang air besar (BAB), misalnya di tempat terbuka. Gerak Jalan Sehat Terkait kegiatan gerak jalan sehat, Rosihan mengatakan kegiatan tersebut merupakan rangkaian peringatan HKN ke 44 tahun 2008. Kegiatan diikuti segenap jajaran dinas kesehatan dan mitra kerjanya seperti akademi kebidanan, rumah sakit, Puskesmas, dan pihak lainnya yang turut berpartisipasi memeriahkan acara tersebut. Garis star di halaman kantor Dinkes Kalsel Jalan Belitung Darat menuju Jalan Simpang Anim, kemudian Kuin Selatan, Simpang Belitung dan kembali Jalan Belitung menuju tempat pertama dilepas. Dalam perjalanan, peserta membawa plastik kosong yang diisi dengan sampah seperti plasik, kertas, kaleng, botong mineral dan sebagainya yang mereka ditemui selama berjalan. Diakhir acara, peserta bisa berkesempatan mendapat door prize seperti TV, kipas angin dan sebagainya, dari panitia melalui undian. (slm/tya)

Tidak ada komentar: