18 September 2008

Perbankan Diminta Pro Aktif Salurkan KUR

Banjarmasin, KS Kepala Pusat Informasi Perekonomian, Badan Informasi Publik, Departemen Komunikasi dan Informatika, H Agussalim Hussien SE meminta perbankan pro aktif menjaring kalangan koperasi dan usaha kecil menengah (UMKM) menjadi nasabahnya. Hal itu terkait besarnya dana kredit yang teralokasi untuk pengengembangan usaha kecil dan menengah, tapi hanya sedikit pelaku yang bisa akses lantaran kurangnya pengetahuan dan pengalaman bermitra dengan perbankan. “Bank bank agar pro aktif, duitnya banyak, saying kalau tidak dipinjamkan, masyarakat banyak yang kurang paham,” ujarnya di sela sela acara Forum Dialog Publik dan Interaktif Pemberdayaan, Peningkatan Mutu, Pendanaan dan Pemasaran Produk KUKM di Aula Haram Manyarah Kantor Gubernur Kalsel, Kamis (17/9) yang diselenggarakan BID Kalsel. Dalam hal mempermudah pelaku KUKM berhubungan dengan pemberi modal atau perbankan, menurutnya diperlukan tenaga tenaga pendamping yang bisa menjadi fasilitator. Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kalsel, Muchlis Gafuri meminta pihak perbankan tidak ragu menjadi pendamping KUKM, karena mereka sudah terbukti memberikan kontribusi perekonomian. Dinas Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah Provinsi Kalsel mencatat realisasi kredit usaha rakyat (KUR) seluruh bank di Kalsel mencapai Rp 68,8 miliar dari total target KUR sekitar Rp 77,3 miliar yang terdiri dari kredit modal kerja dan investasi. “Perbankan jangan kuatir menyalurkan kredit dan menjadi pendamping usaha kecil dalam hal permodalan,” ungkap Muchlis Muchlis menuturkan, keberadaan pelaku ekonomi kerakyatan harus dikembangkan agar menjadi kekuatan ekonomi. Hal itu menurutnya akan menciptakan lapangan kerja dan menumbuhkan kesempatan berusaha. “Kendala dalam pelaksanaan usaha kecil dan menengah harus dibenahi, terutama dari segi akses modal, bahan baku , kemampuan inovasi produk, informasi dan jaringan yang terpadu,” bebernya. Kepala BID Kalsel Djumadi Masdjaya SH MH dalam laporannya mengungkapkan penyerapan tenaga kerja oleh usaha kecil dan menengah mencapai 74,6 juta orang atau 99,45 % dari penyerapan tenaga kerja nasional. Sementara usaha besar hanya menyerap 0,55 % saja. Pada realisasi KUR Bank Mandiri, realisasi mencapai Rp1 miliar lebih dari plafon Rp1,6 miliar lebih. Realisasi KUR investasi pada Bank Tabungan Negara (BTN) Rp 573 juta lebih dari plafon Rp 592 juta lebih. Sedangkan realisasi KUR untuk modal kerja adalah Rp 769 juta dari plafon Rp 249,5 juta. Total realisasi kredit modal usaha maupun investasi pada Bank BTN mencapai Rp 769,5 juta dari plafon Rp 842 juta. Bank Mandiri, realisasi KUR mencapai Rp1 miliar dari plafon Rp1,6 miliar lebih. Pada Bank Bukopin realisasi kredit investasi mencapai Rp 2,4 miliar lebih dari plafon Rp 2,4 miliar lebih. Pada kredit modal kerja mencapai Rp 2,69 miliar lebih dengan realisasi 100 persen dengan total Rp5 miliar lebih. Bank BNI mencatat realisasi KUR Rp 19,5 miliar atau sudah terealisasi 100 %. (tya/slm)

Tidak ada komentar: