10 Maret 2009

Sungai Martapura Tercemar

Sungai Martapura yang masih digunakan untuk keperluan MCK BLH Uji Kualitas Air Sungai Martapura Banjarmasin, Kn Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) membentuk tim khusus untuk menguji kualitas air Sungai Martapura yang beberapa hari terakhir terjadi tingkat kekeruhan yang tinggi. Penelitian dilakukan kawasan hulu yakni daerah Riam Kanan dan Riam Kiwa yang terletak di Kabupaten Banjar dengan 13 parameter pengujian kualitas air antara lain warna, kekeruhan, TSS, TDS, DO, Fe, PH, Hg, Arsen, Pb, BOD dan COD. “Anggota tim menyanggupi dalam tiga hari hasilnya sudah bisa diketahui, “ ujar Kepala BLHD Kalsel, Ir Rahmadi Kurdi kepada wartawan, Selasa (10/3). Terjadinya perubahan yang esktrim sekarang lanjutnya, dicurigai lantaran ada kesalahan pengelolaan lingkungan di kawasan hulu yang bisa saja disebabkan adanya kegiatan penggalian atau aktivitas penambangan bahan tertentu. Sungai Martapura berhaluan di kawasan Sungai Pinang yang sub daerah aliran sungainya ada di Rian Kanan dan Rian Kiwa serta di kawasan pegunungan Maratus. Disanalah disinyalir menjadi sumber kondisi air sekarang yang sulit digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih untuk diolah sebagai air bersih. Rahmadi menilai wajar, bila PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin terpaksa menghentikan produksi air bersihnya lantaran air Sungai Martapura sebagai air baku perusahaan tersebut tingkat kekeruhannya sangat tinggi. “Inilah sebagai dampak dari kesalahan pengelolaan lingkungan, semua orang akan merasakan akibatnya, belum termasuk bencana banjir dan tanah longsor,” ujarnya mengingatkan. Rahmadi bahkan tidak bisa memprediksi kapan kondisi air Sungai Martapura bisa normal, karena sepanjang curah hujan masih tinggi di kawasan hulu, kondis air yang sampai ke Banjarmasin tetap seperti kondisi sekarang. “Dari hasil penelitian ini nanti kita akan tahu kegiatan apa yang menyebabkan kondisi air seperti ini,” ujar Rahmadi lagi. Seperti diberitakan sebelumnya, PDAM Bandarmasih menghentikan pengolahan air Sungai Martapura lantaran tingkat kekeruhan air yang bisa diolah menjadi air bersih itu maksimalnya hanya 500 NTU (Nephelometric Turbidity Unit)) namun secara mendadak tingkat kekeurahan air Sungai Martapura mencapai 3000 NTU lebih. Dengan tingkat kekeruhan semacam itu tidak mungkin bisa diolah menjadi air bersih, karena bahan kimia pembersih air, serta fasilitas instalasi pengolahan air (IPA) tidak mampu mengolah air bersih dengan tingkat kekeruhan setinggi itu. Selain tingkat kekeruhan yang tinggi, tingkat warna juga sangat tinggi, sudah mencapai 5000 PTCO (Platinum Cobalt Secle), padahal ambang batas hanya 1500 PTCO. Oleh karena itu, dengan terpaksa untuk sementara produksi air bersih PDAM dihentikan sementara seraya mencarikan solusi mencari air baku yang lebih baik, akhirnya pada pagi hari air baku dicarikan dari Irigasi Riam Kanan dengan kapasitas 500 liter per detik. Bila kemampuan hanya 500 liter per detik, berarti produksi air bersih PDAM tinggal 30 persen saja lagi, karena di saat normal produksi air bersih 1500 liter per detik. Akibat persoalan tersebut maka pelayanan air bersih sekarang hanya bisa melayani kawasan Kecamatan Banjarmasin Timur, Banjarmasin Selatan, dan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin. Sementara Banjarmasin Utara dan Barat terpaksa dihentikan. slm

Tidak ada komentar: