19 Februari 2010

Masyarakat Enggan Konsumsi Ayam Beku

Banjarmasin, KS
Daging ayam beku yang disimpan dalam lemari khusus (freezer) belum familiar dengan masyarakat Kalimantan Selatan. Mayoritas msyarakat masih memilih ayam segar atau yang sehabis dipotong yang dijual pedagang.
Kebiasaan inilah yang menjadi pemicu fluktuasi harga ayam di tingkat pedagang yang tidak jarang mendadak melonjak karena tingginya permintaan pada musim tertentu seperti menjelang Ramadhan atau peringatan keagaaman.
Kepala Dinas Perikanan Kalsel, Maskamian Anjam mengatakan, seharusnya masyarakat lebih familiar dengan ayam yang didinginkan karena kualitas daging tidak kalah dengan ayam sehabis dipotong.
Bila kebiasaan masyarakat ini tidak berubah, akan selalu terjadi kenaikan harga pada musim tertentu. “Masyarakat Kalsel ini sangat religius, setiap acara keagamaan seperti mulaid selalu diperingatan bersama-sama, acara ini yang memicu harga ayam naik,” ujarnya.
Menurut Maskamian, jika masyarakat terbiasa dengan daging dingin, fluktuasi harga bisa dikontrol karena tidak ada istilah stok kosong atau kekurangan daging ayam akibat tingginya permintaan.
Pedagang atau pengusaha ayam potong juga tidak terburu-buru menjual ayam potong yang sampai batas umurnya karena bisa disimpan dan harga jual tidak anjlok pada saat persediaan banyak.
Pedagang bisa menyesuaikan penjualan dengan permintaan tanpa harus banting karena waktu penjualan lebih lama.
“Daging dingin bukan daging lama, tapi yang baru dipotong lalu disimpan dalam lemari khusus yang kualitas dagingnya sama,” ujar Maskamian mengingatkan. slm

Tidak ada komentar: