19 Februari 2010

Ribuan Warga Kalsel Hadiri Haul Guru Bangil

Banjarmasin, KS
Antusias warga Kalimantan Selatan (Kalsel) terhadap ulama kharismatik Almukarram KH Muhammad Syarwani Abdan (alm) atau biasa disapa Guru Bangil bisa dibilang luar biasa.
Terbukti, ribu jemaah asal Banua ini memadati komplek Pondok Pesantren Datu Kalampayan di Jalan Mujair Kampung Kauman Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur untuk mengikuti prosesi peringatan wafat (haul) ke 21 ulama kelahiran Martapura Kabupaten Banjar (Kalsel) ini yang puncaknya gelar, Minggu (7/2).
Kehadiran ribuan umat Islam dari berbagai daerah, termasuk Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) ini juga disaksikan pejabat daerah seperti Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin dan Bupati Banjar, Gusti Khairul Saleh, dan para habaib dan ulama serta tokoh agama dan masyarakat dari berbagai daerah.
Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdaprov Kalsel, Ahmad Fauzan Saleh mengatakan, keinginan warga Banjar mendatangi prosesi haul Guru Bangil terus bertambah setiap tahun.
Tahun ini, Pemprov Kalsel menerima permintaan bantuan pengiriman atau biaya transportasi keberangkatan mencapai 3.000 orang, namun hanya ratusan yang bisa dikabulkan.
“Yang berangkat ada 1.188 orang, sebagian biaya dibantu kita (Pemprov Kalsel,red), partisipasi pengusaha, dan ada yang biaya sendiri,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu lalu.
Sementara, gubernur mengaku kagum terhadap rasa kecintaan warga Kalsel terhadap ulama KH Muhammad Syarwani Abdan (alm) ini yang terbukti antusiasnya warga untuk hadir di acara haul setiap tahun.
“Waktu saya menjabat sebagai Bupati Banjar, yang ikut kira-kira duaratusan, tahun lalu (2009,red) yang ikut sekitar 400 orang, tahun ini jadi ribuan, luar biasa,” puji gubernur yang sempat bersilaturrahmi dengan para jemaah di gedung Ekspo Jatim, Surabaya, Sabtu malam.
Untuk diketahui, acara diisi dengan penjelasan manaqib (sejarah,red) KH Syarwani Abdan yang dibacakan salah satu keturunannya sejak muda muda sampai wafat.
Diceritakan, di usia muda, setelah menuntut ilmu di Pondok Pesantren Darussalam Martapura KH Syarwani Abdan bermukim di Bangil untuk menuntut ilmu agama kepada ulama-ulama yang berada di wilayah itu seperti KH Muhdar Gondang Bangil, KH Bajuri Bangil, KH Ahmad Jufri pasuruan serta KH Abu Hasan Wetan Alun Bangil.
Di usia 16 tahun, KH Muhammad Syarwani Abdan berangkat ke Mekkah guna meneruskan menuntut ilmu bersama saudara sepupunya, Al-Alimul Allamah KH Sya’rani Arif dengan bimbingan dan pengawasan penuh dari paman beliau Al-Alimul Allamah KH Muhammad Kasyful Anwar.
Selama di Mekkah, KH Syarwani Abdan belajar dengan berbagai para ulama yang ada di kota tersebut seperti Sekh Sayyid Muhammad Amin Al-Kutbi, Sekh Sayyid Ali- Almaliki, Sekh Umar Hamdan, Sekh Muhammad Alwi, Sekh Hasan Masy’syat, Sekh Abdullah Al-Bukhari Sekh Saifullah Ad-Dakistani, Sekh Syafii Kedah, Sekh Sulaiman Ambon serta Sekh Ahyat Bogor.
Melalui kecerdasan dan kepintaran yang dimilikinya, hanya dalam beberapa tahun menuntut ilmu di Mekkah KH Syarwani Abdan dan KH Sya’rani Arif dikenal oleh para teman seangkatan serta para guru-gurunya sebagai santri yang cerdas dan pandai serta tawadu dalam menuntut ilmu serta taat terhadap guru-gurunya.
KH Syarwani Abdan dan KH Sya’rani Arif dikenal dengan sebutan Dua Mutiara dari Banjar. Setelah 10 tahun menuntut ilmu di Kota Mekkah KH. Syarwani Abdan dan KH. Sya’rani Arif pulang ke Indonesia.
Saat berada di Tanah Air, KH Syarwani Abdan menggelar pengajian majlis ta’lim di rumah dan mengajar di pondok pesantren Darussalam Martapura, sedangkan di Bangil ia juga menggelar pengajian untuk kalangan umum dan khusus juga untuk para kalangan alim ulama di kota Bangil.
Dan pada tahun 1970 KH. Syarwani Abdan mendirikan sebuah pondok pesantren di wilayah Bangil yang diberi nama Pondok Pesantren Datu Kelampayan, KH. Syarwani Abdan wafat pada tanggal 11 September 1989 sekitar pukul 19.00 WIB dalam usia 76 tahun dan beliau dimakamkan di Bangil. slm

Tidak ada komentar: