09 Januari 2009

Alur Baru Ambang Barito

Alur Baru Ambang Barito Siap 24 Jam, Diawasi Tiap 2 Bulan Ada suasana yang berbeda di halaman samping Pelabuhan Trisakti Bandarmasih, Kamis (8/1). Wajah wajah jajaran PT Ambang Barito Nusantara Persada (Ambapers) bersama stakeholdernya nampak cerah dan penuh rasa puas. Hal in bisa dimaklumi, karena Dirjen Hubungan Laut (Hubla), Sunaryo selaku wakil Menhub, Gubernur Kalsel H Rudy Arifin dan perwakilan Van Oord Netherlands turut menyaksikan peresmian operasiona alur baru ambang Barito. Dengan bersemangat, Direktur Utama PT Ambapers, Irhamsyah menegaskan, setelah melalui dua kali uji coba, tidak perlu diragukan lagi, alur baru ambang Barito yang dikeruknya, siap dilalui 24 jam. Itu artinya, pengguna jasa alur yang selama ini masih dihadapkan pada masalah antrean masuk ke pelabuhan karena banyaknya kapal dan harus menunggu air pasang karena takut kandas, tidak perlu khawatir lagi. Yang lebih menguntungkan menurutnya, pengguna jasa alur akan mendapatkan efisiensi waktu cukup banyak, lantaran tidak harus menunggu berjam jam sebagaimana yang dialami sebelumnya. Kalaupun ada prosedur yang harus dilalui seperti mengurus pembayaran di bank untuk canel fee, tiu hanya memerlukan waktu sekitar satu jam. Jelas menurutnya lebih baik dari pada menunggu di laut sampai 16 jam. Untuk memastikan kondisi terus terjaga, Irhamsyah mengatakan, pihaknya akan melakukan survei setiap dua bulan sekali untuk memastikan jumlah sedimentasi alur. Selanjutnya, dari survei tersebut akan diketahui kapan pengerukan secara berkala dilakukan, apakah setiap bulan sekali atau hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Perludi ketahui ujarnya, semula alur yang akan dikeruk adalah alur lama seperti sebelumnya, akan tetapi Dirjen Hubla menetapkan alur yang akan dikeruk adalah alur baru sesuai studi Detec tahun 1997. Alur baru yang pengerukannya dilakukan oleh perusahaan Van Oord dari Belanda dengan perwakilan di Indonesia PT Penkonindo tersebut, memiliki panjang hingga 15 ribu meter, lebar dasar, 138 meter, lebar permukaan 162 meter dan kedalaman yang dikeruk -6 LWS. Dengan dibukanya alur Barito baru, penarikan fee untuk kapal tongkang batu bara maupun hasil tambang lainnya, mulai diberlakukan oleh perusahaan pengelola yaitu PT Ambapers. Pada tahap awal Irhamsyah mengaku belum berani menargetkan dalam jumlah besar. Tahap awal hanya menargetkan 40 juta ton batu bara yang akan melewati alur Barito yang baru. Pihaknya akan membuat target yang rendah, karena pemanfaatan alur baru ini masih memasuki tahap penjajakan, apalagi di Indonesia, baru di Kalsel yang melakukan penarikan fee dengan pengerukan dilakukan investor. Bila alur sudah normal, target akan ditingkatkan sesuai dengan kondisi dan kemampuan lalu lintas di alur Barito. Saat ini ekspor batu bara dari Kalsel ke berbagai negara, mencapai 70 juta ton, dan diperkirakan pada 2009 meningkat menjadi 80 juta ton hingga 90 juta ton per tahun. Irhamsyah mengatakan, alur baru yang dikeruk merupakan hasil penelitian Detec pada 1977 dan dianggap sempurna untuk mengatasi pendangkalan maupun keselamatan pelayaran. Alur baru ini berada di sebelah timur alur yang digunakan sekarang. Alur baru sepanjang 15 km ini dibuat lurus sehingga memudahkan navigasi dan keselamatan pelayaran. Sementara itu, Dirjen Hubungan Laut (Hubla), Dephub, Sunaryo mengingatkan pihak pengelola pelabuhan Trisakti Banjarmasin mewaspadai proses sedimentasi atau pendangkalan pada alur Barito yang baru. Sunaryo mengatakan, perawatan dengan rutin melalui pengerukan lumpur di alur Barito sangat penting dilakukan, agar pembangunan alur Barito baru tidak lagi mengalami nasib seperti alur sebelumnya. slm Gubernur : Ini Jilid Terakhir Gubernur Kalimantan Selatan, Drs Rudy Ariffin menaruh harapan besar kepada alur ambang Barito yang baru ini, merupakan pengerukan terakhir setelah dilakukan beberapa kali pekerjaan di alur lama. “Mudahan ini jilid yang terakhir,” ujarnya saat menyampaikan sambutan di peresmian pengoperasian alur baru Ambang Barito Banjarmasin, Kamis (8/1) di pelabuhan Trisakti Bandarmasih. Haparan itu disampaikannya karena menyadari pentingnya keberadaan alus Barito dalam menunjang gerak perekonomian Kalsel. Apalagi posisinya juga merupakan gerbang dua provinsi yakni Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Diakui juga, sebelumnya, permasalahan alur tidak bisa tuntas diselesaikan karena mengalami kendala pendangkalan yang berulang ulang, sehingga arus lalu lintas kapal terganggu. Gubernur juga mengaku gembira, kini kondisi alur dapat dilalui selama 24 jam dengan dua jalur. Sebelumnya, alur ambang Barito hanya berfungsi 6 – 8 jam per hari dengan satu jalur. Itu artinya, pengguna jasa mendapat efisiensi waktu dalam aktivitasnya membawa komoditas andalan Kalsel seperti batu bara, bijih besi, batu gunung dan bahan tambang lainnya lebih cepat. Harapan berikutnya yang disampaikan gubernur adalah untuk pihak PT Pelindo III Banjarmasin. Sebagai pihak yang memiliki otorita pembangunan di pelabuhan, diharapkan bisa melengkapi sesuai kebutuhan dan kenyamanan pelayanan. Kalau dulu mau melakukan pembangunan di Pelabuhan, mungkin Pelindo terkendala pada kondisi alur yang selalu terjadi gangguan, saat ini alur lancar, Pelindo menurut gubernur, akan melakukan perbaikan. slm

Tidak ada komentar: