21 April 2009

Produksi Padi Petani HSS Naik

Produksi padi petani di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) tahun ini mengalami peningkatan dari sebelumnya. Hal ini diketahui setelah dilakukan pengambilan sampel atau ubinan di tiga desa yakni Desa Telaga Langsat, Mandala dan Lok Binuang. Dari 7 lokasi terpisah, diketahui rata rata hasil padi petani yang dibina dengan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) mencapai 7,49 ton gabah kering panen (GKP) per hektar. Angka tersebut lebih tingi dari tahun lalu yang hanya mencapai 5,6 ton GKP per hektar. Hal tersebut terungkap pada acara temu lapang kelompok tani (Poktan) Pala Laba Desa Telaga Langsat Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten HSS dengan jajaran Dinas Pertanian,Tanaman Pangan dan Holtikultura Kalsel, Dinas Pertanian HSS, Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Holtikultura Kalsel, BPS Kalsel, dan pihak terkait lain, Selasa (21/4) di Desa Telaga Langsat. Dialog berlangsung setelah dilakukan ubinan di beberapa titik. Hasilnya, dilokasi tersebut rata rata produksi padi yang dikelola Poktan Pala Laba mencapai 4,78 kilogram per ubinan atau 7,6 ton GKP. Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Karya Bersama, Rusli Anwar mengatakan, hasil yang mereka capai tidak lepas dari peran Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL PHT) yang mengadakan pertemuan secara berkala untuk membahas berbagai hal seperti pengetahuan tentang bagaimana awal pengolahan tanah, perlakukan penyemaian padi, cara menanam dengan teknis anjuran baris dan legowo sampai masalah hama dan cara pengendaliannya. “Yang jadi masalah kami sekarang, kami belum punya mesin perontok dan kalau bisa tolong jalan di sekitar sini diperluas agar mudah mengangkut hasil panen,” pintanya dalam sesi dialog. Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hultikultora Pangan Kalsel Yohanes Sriyono berjanji akan mencatat masalah kebutuhan mesin perontok tersebut bila pihak kabupaten tidak bisa memfasilitasinya. “Biar kita catat dulu, kalau kabupaten (Dinas Pertanian HSS,red) tidak bisa, baru kita carikan jalan keluarnya,” janji Sriyono. Pada kesempatan tersebut, Sriyono menganjurkan petani terus berupaya meningkatkan hasil pertanian mereka karena pendekatan bidang pertanian sekarang adalah berupa agrobisnis. “Sekarang kita berpikir untung rugi, bukan sekedar bisa tanam lalu panen,” ingatnya. Lebih lanjut disarankan, petani supaya melakukan efisiensi penggunaan pupuk sesuai kebutuhan dan pemilihan bibit padi unggul. ”Pupuk yang berlebihan tidak akan memberikan produksi yang banyak, tetap saja. Soal bibit, biar sedikit mahal tidak apa apa, tapi hasilnya akan lebih besar,” ujarnya. Produksi padi Kalsel tahun 2008 hingga Agustus mencapai berkisar 1,3 juta hingga 1,5 juta ton GKG. Untuk mencapai target produksi tahun ini sebesar 2 juta ton, pihaknya mengajukan permintaan kepada pemerintah menyediakan pupuk bersubsidi sebesar 65.000 ton. slm

Tidak ada komentar: