22 April 2009

Banjarmasin dan Martapura jadi Alternatif Replika Keraton Banjar

Banjarmasin, KS Rencana pembangunan replika keraton Banjar tetap dijalankan dengan diawali dengan penelitian. Hasilnya, Kota Banjarmasin dan Martapura menjadi obyek yang akan dipertimbangkan. Penelitian dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Daeah Provinsi Kalsel bekerjasama dengan Unlam Banjarmasin, mencakup lokasi dan desain bangunan yang akan dipakai pada replika. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Kalsel Ir Suryatinah kepada wartawan menekankan pembangunan replika Keraton Banjar adalah untuk media belajar dan pariwisata. “Jangan asal dibangun, tetapi yang penting lokasinya harus mudah diakses dan untuk media belajar serta pariwisata. Sehingga orang luar mengetahui sejarah kerajaan Banjar yang terkenal di Kalsel,” ujarnya usai Pembukaan Seminar Kajian Lokasi Pembangunan Model Replika Kerajaan Banjar, Kamis (23/4). Seminar menghadirkan pihak terkait diantaranya budayawan, dinas pemuda, olahraga, kebudayaan dan pariwisata dan pihak lainnya. Pada analisis pemilihan lokasi pembangunan replika Keraton Banjar, Kota Banjaramsin memiliki skor 12 atau tertinggi dibanding daerah lainnya. Artinya, Banjarmasin dinilai kaya akan aspek sejarah, aspek arkeologi dan arsitektur. Dari segi sejarah, di Kota Banjarmasin terdapat Kampung Kuin sebagai lokasi keraton pertama, Banua Anyar, kawasan Sei Mesa yang juga lokasi keraton Banjar serta banyak dokumentasi sejarah. Pada Kota Banjarmasin, juga terdapat makam raja-raja dan mesjid tradisional serta terdapat rumah rumah dan pola perkampungan tradisional lengkap dengan kehidupan masyarakatnya. Sedangkan pada Kota Martapura, terdapat lokasi Keraton Banjar di Kampung Keraton (eks RS Ratu Zaleha), Batang Banyu/Teluk Selong Ulu dan Karang Intan. “Alternatif lokasi di Kabupaten Banjar misalnya di eks Rumah Sakit Ratu Zaleha, Kampung Keraton dan Teluk Selong. Semua itu menggambarkan replika sesungguhnya dari Keraton Banjar dulu,” terang mantan kepala dinas kelautan dan perikanan provinsi Kalsel itu. Kondisi sesungguhnya yang menggambarkan tradisi zaman dulu misalnya masyarakat beragama Islam, religius, memelihara budaya sungai, hubungan kekerabatan dan memelihara tradisi. Selain Kota Banjarmasin dan Martapura, alternative lokasi lainnya adalah di Amuntai, Marabahan dan Banjarbaru. Suriatinah mengungkapkan, setelah diseminarkan, maka nanti akan ditetapkan desain yang dipakai dari replika Keraton Banjar yang akan dibangun. Pada seminar yang dibuka Sekdaprov Kalsel Muchlis Gafury kemarin, tim peneliti merekomendasikan berbagai hal. Diantaranya adalah perlu adanya kajian lanjutan berkait bentuk arsitektur keraton yang akan dibangun. Kajian yang diperlukan meliputi bangunan-bangunan yang ada dalam kompleks keratin, model-model arsitekturnya, tata massa bangunan, tata lansekap, dan berbagai perangkat yang harus terdapat dalam setiap bangunan termasuk aktivitasnya. tya/slm

Tidak ada komentar: