
31 Oktober 2008
Aparat Pemerintah Diminta Lebih Inovatif

MA Masih Kantongi 8.447 Perkara
Tahun tahun 2003, pertamakalinya Bagir Manan menjabat sebagai ketua MA, tunggakan perkara berjumlah 19.793 perkara dan angka tersebut berhasil ditekan hingga sekarang berjumlah 8.447 perkara sesuai data MA bulan Agustus lalu.
Banjarmasin, KS
Jajaran MA masih menjadikan penurunan jumlah tunggakan perkara sebagai salah satu prioritas kerja mereka. Langkah kongkret itu dilakukan dengan peningkatan kapasitas Hakim Agung dan penjadwalan hari khusus untuk memutus perkara.
Ketua Muda Perdata Khusus Mahkamah Agung RI, Abdul Kadir Mappong SH MH mengaku pihaknya kewalahan menangani perkara kasasi atau Peninjauan Kembali (PK) yang masuk lantaran jumlah hakim agung yang terbatas. Padahal, berdasarkan UU No. 4 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung, jumlah hakim agung maksimal bisa mencapai 60 orang.
“Di tim saya saja (tim B,red), dari 17orang tersisa hanya 4 hakim agung, termasuk Hakim Agung Abdur Rahman,” ujarnya di sela sela acara malam perpisahan Ketua Pengadilan Tinggi (PT) Kalsel, Jumat (31/10) di Mahligai Pancasila Banjarmasin.
Dikatakan, data terakhir MA mencatat masih ada 74 kasus kasasi Pilkada dan 17 PK, namun hanya 4 perkara yang dikabulkan.
Itu sebabnya, Abdul Kadir berharap pihak mediator bisa membantu menyelesaikan masalah secara damai. “Kita juga akan mensosialisasikan soal ini (penyelesaian perkara secara damai,red) dan perkara mana saja yang bisa masuk dan yang diterima,” ujarnya lagi.
Abdul Kadir juga menepis anggapan terlalu besarnya perkara yang menumpuk di MA hingga puluhan ribu kasus. Berdarakan angka terangnya, jajaran MA mampu menekan jumlah perkara cukup tinggi.
Sebut saja pada tahun 2007, MA menerima 9.516 perkara. Jumlah itu turun 0,09 persen dibandingkan perkara yang masuk tahun 2006. Dalam periode yang sama, memutuskan sebanyak 10.714 perkara dan mengirimkan 10.554 perkara kembali ke pengadilan pengaju.
MA menerima jumlah pengajuan selama tahun 2007 hingga Maret 2008 sebanyak 532 kasus. Jumlah tersebut sudah termasuk sisa pengaduan pada tahun 2006. Dari jumlah itu, 253 kasus telah diperiksa oleh Badan Pengawas MA dan 297 kasus telah dideklarasikan ke pengadilan tinggi tingkat banding.
Pada kesempatan itu, Dia juga mengaku prihatin dengan aksi di pengadilan yang semakin brutal. Namun di sisi lain, dia mengingatkan perlu efek jera yang diberikan kepada terdakwa atau pelaku atas pelanggaran yang dilakukan. (slm)
Wahjana Endra Djarwa, Awali dan Akhir Tugas di PT Kalsel

26 Oktober 2008
Halal bi Halal Urang Banjar di Jatim
23 Oktober 2008
Realisasi Proyek 35 Persen
Banjarmasin, KS
Kepala Biro Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Yandi, Rabu, mengungkapkan, realisasi belanja proyek Pemprov Kalsel saat ini baru mencapai 35 persen.
Menurutnya, masih minimnya realisasi belanja proyek tersebut terjadi karena beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lambat dalam penyusunan anggaran proyeknya.
"Memang benar, realisasi belanja proyek kita baru mencapai 35 persen, karena keterlambatan SKPD dalam penyusunan proyek," tambahnya.
Namun demikian, katanya, proyek seluruh SKPD tersebut kini sudah mulai berjalan, sehingga tinggal menunggu pencairan dananya, yang dipastikan akan selesai pada akhir Desember mendatang.
"Yang pasti anggaran pembiayaan proyek APBD Kalsel masih aman hingga akhir tahun, atau masih bebas dari dampak krisis global," katanya.
Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin, meminta agar proyek-proyek yang telah ditetapkan bisa segera dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ada.
Belanja-belanja proyek, diminta juga segera dicairkan untuk membantu pergerakan roda perekonomian masyarakat terutama dalam menghadapi krisis global saat ini.
"Kalau proyek berjalan lancar, setidaknya masyarakat juga bisa ikut menikmati roda perputaran perekonomian, terutama pada saat krisis," katanya.
Anggota tim kajian ekonomi Bank Indonesia Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel), Sakti, mengungkapkan, realisasi belanja proyek Pemprov Kalsel diharapkan mampu menahan dampak langsung krisis global di masyarakat.
Untuk itu Sakti berharap, pemerintah mempercepat realisasi belanja proyek, yang kini baru mencapai 35 persen, dari yang seharusnya telah mencapai lebih dari 50 persen.slm
Kalsel Perlu Penyesuaian Harga TBS Sawit
Banjarmasin, KS
Mengantisipasi dampak terjadinya krisis global yang lebih buruk lagi, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) telah menetapkan harga tandon buah segar (TBS) sawit.
Kepala Dinas Perkebunan Kalsel, Haryono, di Banjarmasin, Rabu, mengungkapkan, saat ini penurunan harga TBS sawit di Kalsel telah mencapai lebih dari 16 persen dibanding harga pada bulan September 2008 lalu.
Pada September harga TBS masih mencapai 1.400 per kilogram bagi sawit usia diatas tiga tahun, dan Rp1.900 per kilogram untuk sawit usia diatas 10 tahun.
Namun setelah terjadinya krisis global, harga TBS sawit turun drastis, sehingga sangat merugikan para petani bahkan perusahaan-perusahaan perkebunan.
Untuk itu, tambahnya, pemerintah segera mengantisipasi dengan menetapkan harga TBS sawit usia diatas tiga tahun Rp745 per kilogram dan diatas 10 tahun menjadi Rp1013 per kilogram.
Penetapan harga tersebut, jauh lebih tinggi dibanding dengan provinsi lainnya, yang kini dibawah Rp500 per kilogram untuk sawit diatas 3 tahun.
Di Kalsel, tambahnya, penetapan TBS tersebut telah dibuat sedemikain rupa, sehingga tidak terlalu merugikan pengusaha maupun petani perkebunan sawit.
"Kita meminta, agar harga TBS sawit disesuai dengan harga CPO setelah dipotong dengan biaya produksi, sehingga petani plasma tidak menanggung kerugian yang besar," tambahnya.
Turunnya harga TBS sawit di Kalsel sebenarnya tidak terlalu besar bila dibanding pada awal tahun atau sekitar Januari 2008, yang harganya juga tidak jauh dari harga saat ini.
Namun mengalami penurunan yang signifikan bila dibanding dengan saat harga sawit sedang bagus atau tinggi-tingginya. "Sehingga pada dasarnya, harga saat ini masih relatif menguntungkan petani perkebunan Kalsel," tambahnya.
Karena turunnya harga TBS sawit sudah mencapai 16 persen, maka persetujuan penetapan harga harus ditandatangani gubernur Kalsel.
Gubernur Kalsel Rudy Ariffin mengatakan turunnya harga kerat maupun sawit saat ini, tidak akan mempengaruhi operasional perusahaan, hingga mengakibatkan terjadi pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran.(slm)
Pejabat Diminta Pangkas Biaya Perjalanan Dinas
Banjarmasin, KS
Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Rudy Ariffin mengajak pejabat di jajarannya mengurangi biaya perjalanan dinas ke luar daerah atau luar negeri yang tidak terlalu penting.
Pemangkasan tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya penyelamatan APBD Kalsel dalam menghadapi krisis global yang terjadi saat ini. Dan itu sesuai seruan Presiden SBY saat menggelar rapat dengan gubernur se Indonesia belum lama tadi di Jakarta.
Diperkirakan, krisis global saat ini bakal berimbas pada penerimaan APBD Kalsel 2009, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya penghematan, agar pengurangan penerimaan APBD berpengaruh besar pada belanja pembangunan.
Selain memangkas biaya perjalanan dinas yang tidak penting, Rudy juga meminta agar satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemprov Kalsel, juga memangkas biaya honorarium dan tidak melakukan rapat di luar kantor.
Acara rapat yang dilakukan di hotel-hotel atau tempat lainnya, diminimalisir, selama bisa dilakukan di kantor, sebaiknya rapat diselenggarakan di kantor masing-masing SKPD.
Bukan hanya itu, pemberian hibah, yang tidak terlalu penting, sebaiknya juga dikurangi, sehingga tidak terjadi pemborosan pengeluaran anggaran secara berlebihan.
Diungkapkannya, realisasi APBD 2009, akan banyak difokuskan kepada pembangunan sektor riil dan pendukungnya. Pembangunan fasilitas seperti jalan yang mampu mendukung perkembangan sektor riil akan jadi prioritas.
Selain itu, mempercepat daya serap APBD 2008 dan realisasi APBD 2009, untuk meningkatkan belanja pembangunan sehingga mampu membantu memutar roda perekonomian masyarakat.
Rudy juga berharap, masing-masing pegawai bisa melakukan penghematan listrik, dengan mengganti lampu hemat energy juga memanfaatkan listrik sesuai keperluan saja.
Hal tersebut, selain untuk menekan anggaran belanja daerah, juga untuk melakukan hemat energy selama terjadi krisis listrik di Kalsel hingga 2010 mendatang.
Diungkapkannya, penghematan listrik yang dilakukan dalam beberapa bulan terakhir, terbukti mampu menekan biaya belanja daerah.
"Syukur kita termasuk daerah yang mampu menghemat listrik dan membayar tagihan listrik tepat waktu.Tercatat 13 provinsi hingga kini masih menunggak tagihan listrik hingga merugikan PLN triliunan rupiah," demikian Rudy Ariffin.(slm)
21 Oktober 2008
Realisasi BLT Tahap II di Kalsel
RTS Realisasi Persen
1. Kabupaten Balangan 8.461 3.384.400.000 98,72
2. Kabupaten Banjar 28.433 11.373.200.000 85,11
3. Kota Banjarbaru 6.184 2.473.600.000 87,47
4. Kota Banjarmasin 38.278 15.311.200.000 97,29
5. Kabupaten Batola 26.375 10.550.000.000 96,88
6. Kabupaten HSS 16.052 6.420.800.000 90,46
7. Kabupaten HST 17.054 6.821.600.000 80,23
8. Kabupaten HSU 14.336 5.734.400.000 85,26
9. Kabupaten KTB 12.607 5.042.800.000 76,00
10.Kabupaten Tabalong 9.266 3.706.400.000 81,65
11.Kabupaten Tanbu 4.471 1.788.400.000 31,03
12.Kabupaten Tala 14.197 5.678.800.000 89,13
13.Kabupaten Tapin 14.089 5.635.600.000 96,51
JUMLAH 209.803 83.921.200.000 85,88
Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahap II sudah dicairkan 83.921 Rumah Tangga Miskin (RTM) dari 244.305 penerima dengan total dana Rp83.921.200.000 atau terealisasi 85,88 persen.
Angka tersebut diatas penyerapan secara nasional. Pada waktu yang sama, dana bantuan pemerintah sebagai kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tersebut diambil 14.033.773 RTM dari 17.646.328 RTM dengan nilai Rp5.613.509.200.000 atau 73,79 persen.
Data daya serap BLT tersebut diungkapkan Manager Bisnis Keuangan dan Keagenan PT Pos Indonesia Wilayah Kalimantan, Irwin Mulyana kepada Barito Post ketika di Banjarmasin.
Daerah tertinggi penyerapannya adalah Kabupaten Balangan yang mencapai 98,72 persen dengan total dana Rp3.384.400.000. Lalu disusul Kota Banjarbaru yang mencapai 87,47 persen dan Kabupaten Tapin sebesar 96,51 persen.
Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) merupakan daerah yang paling sedikit penyerapannya. Data terakhir mencatat realisasi BLT tahap II baru mencapai Rp 1.788.400.000 yang diambil 4.471 RTM atau 31,03 persen.
“Secara umum, distribusi BLT II ini tidak ada masalah, lancar lancar saja,” ujar Irwin.
Ditegaskan Irwin lagi, bila dilihat angka secara nasional, penyerapan BLT tahap II di Kalsel tergolong sangat tinggi dibanding dengan beberapa provinsi yang masig di bawah 50 persen.
Bahkan di Sulawesi Utara realisasi BLT tahap II tersebut baru mencapai 18,6 persen dan di Riau lebih parah lagi yakni cuma 9,7 persen, Maluku sekitar 22 persen dan Maluku Utara kurang lebih 23 persen.
“DKI Jakarta jadi kota terbesar realisasinya yang mencapai 94 persen dengan dana Rp59 miliar lebih,” (slm)
20 Oktober 2008
Haul ke 115 Anggah Muhammad Amin

Dana PKH Terserap 98,3 Persen
Banjarmasin, KS
Alokasi dana Program Keluarga Harapan (PKH) tahun 2008 Rp5,4 miliar untuk 13.094 rumah tangga sangat miskin (RTSM), terserap 98,3 persen atau sekitar Rp5,3 miliar.
Pragram yang diluncurkan tanggal 23 Juli 2007, khusus Kalsel dilakukan di lima kabupaten yakni Kabupaten Tanah Laut, Banjar, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah (HST), dan Hulu Sungai Selatan (HSS).
“Dalam kurun waktu tuga bulan, jumlah tersebut (penyerapan 98,3 persen,red) termasuk bagus,” ujar Manager Keuangan dan Keagenan PT Pos Indonesia Wilayah Kalimantan, Irwin Mulyawan kepada wartawan, Senin (20/10) usai dialog dan press conference PKH di aula Haram Manyarah Kantor Gubenrur Kalsel.
Belum tuntasnya penyaluran dana yang langsung dari PT Pos tersebut menurutnya terkait dengan jarak penerima dengan tempat pencairan, sebagaimana terjadi di Kabupaten Banjar.
“Sedagkan di HST memang terlambat pencairannya,” ujar Irwin.
Kepala Badan Informasi Daerah (BID) Kalsel, HD Masdjaya mengatakan, program ini bertujuan mempercepat penanggulangan kemiskinan sekaligus program pengembangan kebijakan bidang jaminan sosial tersebut mulai diluncurkan di Kalsel pada 29 Juli 2008 di kota Martapura, Kabupaten Banjar.
Dipilihnya lima kabuapten tersebut, menurut Direktur Kelembagaan Sarana Informasi dan Komunikasi Depkominfo, Dr Udi Rosadi terkait dengan kesiapan dan komitmen daerah bersangkutan terhadap program ini.
“Ada dua hal yang menentukan, kesiapan dana dan komitmen pemerintah daerahnya,” ujar Udi Rosadi.
Dikatakan lagi, program ini merupakan kelanjutan program bantuan langsung tunai yang diberikan dalam kerangka program kompensasi pengurangan subsidi (PKPS) BBM untuk waktu satu tahun.
Menurutnya, pelaksanaan program ini juga bertujuan membantu penduduk miskin di Indonesia, yang pada tahun 2008 ini tercatat sebesar 34,9 juta jiwa atau 15,4 persen, dan akan dilaksanakan secara berkelanjutan hingga 2015.
Dalam program ini, masing-masing RTSM akan mendapatkan dana antara Rp600 ribu hingga Rp2,2 juta, sesuai dengan struktur masing-masing RTMSP.
Dana tersebut diantaranya terdiri dari dana bantuan tetap Rp200 ribu, bagi keluarga yang memiliki balita ditambah Rp800 ribu, bagi yang memiliki anak SD, Rp400 ribu, SMP Rp800 ribu hingga maksimal Rp2,2 juta.
"Kita berharap, dana bantuan tersebut dimanfaatkan untuk perbaikan gizi, pendidikan dan lain sebagainya, untuk memutus mata rantai kemiskinan antar generasi," tambahnya. (slm)
14 Oktober 2008
Calhaj HSU dan Banjarmasin Berangkat Pertama
Banjarmasin, KS
Rapat penetapan kelompok terbang (kloter) Calon Jamaah Haji (calhaj) Kalsel, Senin (13/10) menetapkan mereka yang berasal dari Kota Banjarmasin dan Kabupaten Hulu Sungai Utara menjadi rombongan pertama berangkat.
Kloter pertama dijadualkan masuk asrama haji tanggal 4 November dan berangkat dari embakrasi Syamsudin Noor Banjarmasin tanggal 5 November pukul 08.00 wita yang rencananya dilepas Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin.
Demikian diungkapkan Kepala Kantor Wilayah Departemen agama (Depag) Kalsel, Fahmi Arif kepada wartawan, Selasa (14/10) melalui Kabid Penyelanggara Haji, Zakat dan Wakaf, Kandepag Kalsel, Anwar Hadimi didampingi Kasi Lansar Haji, Bidang Penyelanggara Haji, Zakat dan Wakaf, Kandepag Kalsel, H Faisal.
Kloter kedua juga diisi seluruhnya calhaj asal Kota Banjarmasin sebanyak 266 orang ditambah 3 TPHD. Selanjutnya kloter 3 sampai 6 seluruhnya berasal khusus jamaah asal Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dan sebagian lagi di kloter 7, bergabung dengan jamaah dari Batola dan Banjarmasin. (tabel)
Dijelaskan lagi, dari total calhaj Kalsel 3.505 orang, data terakhir Depag Kalsel mencatat ada 8 orang yang batal berangkat karena 3 tiga diantaranya meninggal dunia, 4 mengundurkan diri dan 1 mutasi keluar Kalsel.
Calhaj yang wafat berasal dari Kabuoaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Balangan dan Banjarbaru. Mereka yang batal 1 orang dari Kota Banjarmasin, 2 orang dari Banjarbaru dan1 orang dari Kabupaten HuluSungai Tengah (HST).
“Yang keluar ada 6 orang, 2 diantaranya ke Jakarta. Karena adanya keluar masuk dari Kalteng, akhirnya jumlah mutasi dihitung satu orang,” jelas Faisal.
Terkait dengan kesiapan fasilitas asrama haji Banjarbaru untuk jamaah yang datang, keduanya menegaskan tidak masalah lagi. Kecuali terkait pemadaman listrik dari PLN yang dijadualkan mulai tanggal 3 November mendatang.
“Kita sudah menyurati PLN lagiI agar diberikan dipensasi tidak terkena pemadaman bergilir,” ujarnya.
Pentingnya stabilitas tenaga listrik selama penyelanggaraan pelayanan kepada calhaj lanjut Faisal, terkait peralatan sistem komputerisasi haji terpadu (siskohat) yang memerlukan pasukan lisrik terus menerus.
“Satu kali listrik mati, akan terganggu dan perlu lama untuk koneksi kembali,” jelasnya.
Kendati pihak asrama memiliki mesin genset berkapasitas cukup besar mencukupi kebutuhan penerangan lokasi setempat, tetap diharapkan normalnya pasokan listrik dari PLN.
“Genset kita malah lebih besar dayanya dari genset yang pernah ditawarkan PLN, tapi itu tadi, operasional kita akan teganggu bila ada pemadaman, meskipun diberitahukan sebeluimnya,” tegas Anwar Hadimi. (slm)
Rehab Jembatan Martapura Ditunda
Banjarmasin, KS
Pelaksanaan rehab jembatan Martapura I dan Martapura II di Kabupaten Banjar yang direncanakan dimulai tanggal 12 Oktober lalu, tertunda pengerjaannya hingga waktu yang belum ditentukan.
"Karena itu, rencana pengalihan arus lalulintas kendaraan pada Trans Kalimantan di jembatan Martapura ke jembatan Pekauman juga batal dilakukan," kata Kepala Subdin Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Kalsel Ramonsyah, Selasa.
Sesuai rencana, saat pelaksanaan pembangunan jembatan dimulai, arus kendaraan dari arah Banjarmasin ke Banua Enam maupun ke Kalimantan Timur serta Kalimantan Tengah (Kalteng) dialihkan ke jembatan Pekauman.
Menurutnya, dalam pengalihan tersebut akan menerapkan sistem buka tutup. Artinya, pada saat diperlukan, maka jembatan Pekauman yang merupakan jembatan alternatif akan dibuka. Namun, apabila kondisi lalulintas di jembatan utama lancar, jembatan Pekauman akan kembali ditutup.
Seperti kemacetan yang terjadi beberapa waktu lalu, akibat adanya tumpukan material untuk pembangunan jembatan, terpaksa jembatan Pekauman difungsikan. Setelah itu kembali ditutup.
Menurut dia, hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya kemacetan arus lalulintas di jembatan utama saat pelaksanaan pembangunan jembatan tersebut. Jembatan yang kini kondisinya sudah sangat kritis itu, kata Ramonsyah akan dibangun seperti layaknya jembatan kembar.
Kepala Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kalsel, Ir Arsyadi mengatakan pembangunan jembatan selebar 14 meter tersebut akan membutuhkan biaya Rp17 miliar dari dana APBN.
Pembangunan jembatan itu jauh lebih lebar hingga dua kali lipat dari sebelumnya yang hanya selebar tujuh meter. "Jadi, jembatan Martapura I dan Martapura II nantinya dibangun seperti jembatan kembar, dan lebih luas," katanya. (ant/slm)
09 Oktober 2008
Apron Bandara Syamsuddin Noor Dibuka
Banjarmasin, KS
Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Rudy Ariffin akhirnya mencabut larangan pengunaan areal parkir (apron) Bandara Syamsudin Noor yang didahului dengan mengirim surat kepada PT Angkasa Pura I, Kamis (9/9) yang intinya membolehkan perusahaan bersangkutan menggunakan lagi fasilitas tersebut.
Kebijakan membuka kembali apron yang ditutup sejak 1 Februari lalu sesuai janji gubernur yang mensyaratkan dilakukan perbaikan displace landasan pacu (run way) oleh kontraktor PT Hutama Karya sepanjang 280 meter.
“Hari ini (kemarin,red) Hutama Karya sudah melakukan mobilisasi alat dan secepatnya akan dilakukan pengerjaan perbaikan,” jelas Rudy Ariffin kepada wartawan, kemarin.
Mengenai kapan apron dipakai secara efektif, menurutnya tergantung kesiapan pihak Angkasa Pura dan maskapai penerbangan yang menggunakan fasilitas yang dibangun dengan dana ratusan miliar itu.
“Surat sudah kita sampaikan, soal kapan dipakai itu terserah Angkasa Pura, karena mereka juga perlu koordinasi dengan perusahaan penerbangan,” lanjutnya.
Gubernur juga menepis anggapan penutupan apron dalam 9 bulan terakhir merupakan tindakan yang sia sia. Terbukti menurutnya, dengan kebijakan itu, pihak Angkasa Pura bersedia membayar kontribusi pemanfaatan aset Rp1,3 miliar kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) setiap tahun.
Selain itu, kontraktor pembangunan perpanjangan bandara juga telah menepati janjinya untuk memperbaiki kerusakan sebagian areal bandara yang tidak bisa dipakai sekian lama.
Seperti disinggung sebelumnya, perbaikan landasan pacu oleh PT HK baru bisa dilakukan setelah Dirjen Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan menyetujui desain baru berupa pengerasan dengan semen cor.
Selama penutupan apron, parkir pesawat Bandara Syamsudin Noor terpaksa menggunakan apron lama yang sebelumyna tidak lagi dimanfaatkan setelah terbangunnya yang baru.
Perundingan Pemprov Kalsel bersama pihak kementerian BUMN, PT AP dan PT HK untuk mencari kesepakatan pembayaran kontribusi dan upaya perbaikan kerusakan cukup memerlukan waktu sebelum ada titik sepakat.
Sebelumnya gubernur juga pernah menyampaikan sikap bersekukuh untuk tidak membuka apron sebelum ada kepastian Hutama Karya memperbaiki kerusakan yang ada. Ini didasarkan pada alasan bahwa Bandara Syamsudin Noor sulit berkembang untuk menjadi bandara internasional bila masalah itu tidak selesai.
Belum lama tadi, gubernur sempat mendesak kontraktor memenuhi kewajibannya, mengingat perlunya penggunaan apron untuk aktivitas penyelanggaraan embarkasi haji yang dimulai awal Nopember mendatang. (slm)
08 Oktober 2008
Penderita Gizi Buruk Berpeluang Meningkat
Banjarmasin, KS
Meskipun sudah mengalami penurunan angka penderita gizi buruk tahun 2006 sebanyak 250 kasus dengan 22 meninggal menjadi 129 kasus, termasuk 14 meninggal di tahun 2007, tahun 2008 ini jumlah ini berpeluang terjadi peningkatan.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel mencatat penderita gizi buruk sampai bulan September mencapai 125 kasus, 8 penderita diantaranya meninggal dunia.
“Karena masih ada sisa waktu 3 bulan, gizi buruk ini perlu diwaspadai,” ujar Kepala Dinkes Kalsel, drg Rosihan Adhani kepada wartawan, Kamis (9/10) di sela sela acara Lomba Balita Sehat 2008 di Banjarmasin.
Itu sebabnya, untuk menekan angka penderita gizi buruk di masyarakat, jajaran dinas kesehatan berupaya mensosialisasikan pentingnya kecukupan gizi dan perlindungan terhadap balita.
Salah satunya lanjut Rosihan adhani, melalui lomba balita sehat secara berkala setiap tahun yang diselanggarakan bersama Tim Penggerak PKK Provinsi Kalsel di 13 kabupaten kota.
Lomba balita sehat yang menyediakan hadiah uang tunai, tropi dan bingkisan tersebut diharapkan mampu memotivasi orang tua dalam memberikan gizi yang cukup untuk balita mereka.
Pada ajang tersebut, masing masing balita yang dikelompokkan dalam dua kategori yakni kelompok balita usai 6 – 24 bulan dan 2 sampai 5 tahun, akan dinilai para tim juri, diantaranya doktor spesials anak dan ahli gizi.
“Kita ingin mencari anak yang memiliki gizi baik dari keluarga sederhana atau miskin,” ujarnya ketika ditanya sasaran yang ingin dicapai.
Lebih lanjut dikatakan, motivasi jajaran dinas kesehatan dan TP PKK menyelanggarakan lomba balita sehat, pihaknya menyadari keberadaan balita merupakan asset bangsa yang besar dan harus dijaga tumbuh kembangnya.
“Balita aset yang harus diperhatikan tumbuh kembangnya dengan melindungi dan menjaga makanan, gizi dan lingkungan,” tegasnya.
Senada diutarakan Ketua I TP PKK Kalsel, Hj Djohar Manikam Muchlis Gafuri yang hadir dengan sejumlah anggotanya. “Kita ingin anak anak sehat dan bebas gizi buruk,” ujarnya.
Duta Kalsel Kenalkan Mamanda dan Arguci
07 Oktober 2008
Bidan PTT Kurang Peminat
06 Oktober 2008
Tim GDN Sidak SKPD
Banjarmasin,KS
Anggota Tim Gerakan Disiplin Mandiri (GDN) di Lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel yang dibagi dalam empat kelompok, Senin (6/10) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke semua sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Sidak yang dasar pada Instruksi Gubernur Kalsel tentang pelaksanaan GDN dan Surat Edaran Gubernur Kalsel tentang penegasan cuti bersama hari raya Idul Fitri 2008, dilakukan usai apel gabungan di halaman kantor gubernur setempat.
Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin menegaskan pihaknya akan menindak tegas atas setiap pelanggaran atau indisipliner yang dilakukan pegawainya, mulai tindakan peringatan sampai pemberhentian.
Penerapan disiplin di lingkungan Pemprov Kalsel lanjutnya, tidak hanya terfokus di bulan GDN semata, namun dilakukan secara berkesinanbungan untuk menjaga kinerja pegawai yang tetap menjadi pelayanan masyarkat yang baik dan benar.
Gubernur juga mengaku prihatin atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemprov Kalsel yang diberhentikan karena terkait kasus penyahgunaan barang narkotika.
Itu sebabnya, Dia menghimbau kepada PNS lainya, agar menjadikan kasus tersebut sebagai pelajaran diri sendiri. Saat apel, Gubernur berharap pegawainya terus meningkatkan kinerja, apalagi mereka sudah mendapat tunjangan peningkatan kinerja di bulan Ramadhan lalu ditambah jatah gaji ke 13 setiap tahunnnya.
Terkait sidak tim GDN, kelompok I diketuai Wakil Gubernur Kalsel, M Rosehan NB dengan anggota Inspektor Provinsi Kalsel, Kapala Satuan Pol PP Kalsel, Kabag Tat Laksana, Kabag Anjab dan Kasubag TU Bito Organisasi.
Dijadualkan, SKPD yang jadi sasaran tim ini adalah Bappeda, Dinas Pendidikan, Dinas Kimpraswil, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Inspektorat dan RSUD Ulin Banjarmasin. Namun sidak dibatalkan karena wagub berhalangan hadir.
Tim II diketuai Sekdaprov Kalsel, HM Muchlis Gafuri dengan anggota Kepala Biro Organisasi, Kepala Bidang Operasi dan Pengendalian Sat Pol PP, Kepala Bidang Pengawasan SDM Inspektorat, Kabag Rumah Tangga dan Kasubag Prostaker.
Pertama, tim ini mendatangi ruang Biro Perekonomian, dilanjutkan ke Biro Kesra, Biro Pemerintahan, Biro Hukum, Kantor Kas Daerah, Biro Keuangan, Badan Kesbanglinmas, BPMP, dan RSUD Ansyari Saleh.
Sementara pada bersamaan, angota tim III dengan dipimpin Ketua Tim GDN, Asisten Pemerintahan Setdaprov Kalsel, Fitri Rifani SH, mendatangi kantor BKPMD,Dinas Perhubungan Kalsel, Dispenda, Disnakertrans, Dinas Koperasi dan PKM, Bapustarsda dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalsel.
Terakhir anggota tim GDN IV diketua Kepala BKD Kalsel,HM Thamrin bersama sejumlah anggotanya, melakukan sidak di SKPD yang beralamat di kawasan Kota Banjarbaru. slm
Tunjangan Dipotong Rp30.000
Manajemen RSUD Anshary Saleh Kalsel memberikan sanksi langsung kepada pegawai yang tidak ikut apel pagi tiga kali berturut-turut tanpa keterangan berupa pemotongan tunjangan sebesar Rp30 ribu.
Dana yang terkumpul dari hasil pemotongan tunjangan tersebut, akan dimanfaatkan untuk memberikan penghargaan kepada pegawai yang berdisiplin tinggi. Hal itu disampaikan unsur pimpinan kepada Sekdaprov Kalsel, Muchlis Gafuri, saat sidak di tempat tersebut.
Selain diberikan penghargaan berupa tambahan kesejahteraan, pegawai yang disiplin tersebut akan diumumkan dengan menempelkan foto dan namanya di ruang penerima tamu rumah sakit.
Pada triwulan pertama, telah diumumkan empat orang yang berhak mendapatkan penghargaan berupa voucher belanja senilai Rp376 ribu per orang.
Keempat orang yang kini nama dan fotonya terpampang di ruang masuk pertama rumah sakit yaitu, Rachmawati, dokter umum, Akhmad Yunizar, staf rumah sakit, Roberston, kepala ruang Safir dan Alles Empordent, staf sub tata usaha
Sekda Mukhlis Gafuri, mengungkapkan, sistem manajemen yang telah dikembangkan di RSUD Anshari Saleh, juga akan dikembangkan di satuan kerja lainnya.
"Jadi saat ini yang akan kita kembangkan, bukan hanya semata-mata hukuman bagi yang bersalah, tetapi juga pemberian penghargaan bagi yang berprestasi," katanya.
Penghargaan, tambahnya, bukan hanya berupa tambahan kesejahteraan, tetapi juga berupa pemberian fasilitas seperti sepeda motor, mobil bahkan prioritas untuk mengikuti pendidikan.
Apalagi, kata sekda, bagi pegawai yang mampu berprestasi pada tingkat nasional, akan diberikan tambahan tunjangan kesejahteraan dan fasilitas lainnya.
Sementara bagi yang tidak disiplin, selain diberikan sanksi tegas sesuai dengan aturan, tidak menutup kemungkinan, namanya juga akan diumumkan sebagaimana halnya pegawai yang berprestasi.
Menurut Sekda, pada hari pertama masuk kerja, rata-rata pegawai di seluruh satuan kerja yang dikunjunginya masuk dan melaksanakan tugas dengan baik.
Hanya saja, Sekda menyayangkan masih banyak pegawai yang belum mampu melaksanakan disiplin kerja secara mandiri. Artinya, apa yang mereka laksanakan hari ini masih berdasarkan ancaman atau surat edaran, bukan karena kesadaran akan tugas dan tanggungjawabnya. (ant/slm)
05 Oktober 2008
Apron Syamsudin Noor Segera Dibuka

RTM Banyak belum Cairkan BLT Tahap II
BAnjarmaisn, KS
Penyaluran dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahap II 2008 yang dilakukan sejak tanggal 10 September lalu hingga sekarang masih berjalan lanca. Namun masih banyak penerima atau Rumah Tangga Miskin (RTM) yang belum mencairkan bantuan pemerintah sebagai kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tersebut
Dari awal dibuka pembayaran sampai 25 September lalu, dari alokasi dana Rp244, miliar untuk masyarakat Kalsel, terealisasi Rp121,3 miliar. Artinya masyarakat baru mencairkan Rp48,5 miliar atau 50,46 persen. Hal itu diungkapkan Manager Keuangan dan Keagenan PT Pos Indonesia Wilayah Kalimantan, Erwin Mulyawan di acara diskusi forum BLT
di kantor Badan Informasi Daerah (BID) Kalsel belum lama tadi.
Dikatakan, semula BLT tahap II akan dicairkan pada tanggal 9 September, sehubungan dana dari Departemen Kauangan (Depkeu) belum masuk direkening PT Pos, itu sebabnya pencairan sempat tertunda.
BLT itu sendiri disalurkan dari Depkeu ke PT Pos Pusat yang selanjutnya akan di bagikan kesemua kantor Pos ditiap daerah, karena itu semua pihak perlu waktu untuk mengkoordinasikannya.
“Pencairan dana BLT tahap II di Kalsel lancar,” tegasnya.
Menurutnya PT Pos Wilayah Kalimantan melayani penerimaan BLT se Kalimantan yang berjumlah satu juta lebih penerima, dan pihaknyalah, yang nantinya akan dibagikan pada tahap ke II ini.
Sekedar diketahui, untuk nasional, jumlah penerima BLT tahap 2 ini mencapai 19,1 juta jiwadengan dana yang diterima Rp400 ribu selama 4 bulan berturut-turut. BLT ini bisa diperoleh di PT Pos Indonesia sesuai data baru.
PT Pos Indonesia telah mempersiapkan pengaturan jadwal pembagian BLT tahap II ini, dan data baru BLT yang dimaksudkan sebagai subsidi langsung tunai pada 2005-2006 telah diperbaharui tiga bulan setelah pelaksanaan program bantuan itu.
Turut dadir di acara tersebut Kepala Bidang Bina Organisasi Dinas Kesejahteraan Sosial Kalsel, Drs H Jakaria yang menjelaskan secara rinci seputar BLT dan bantuan pemerintah lainnya yang terkait.
Kegiatan dilakukan sesuai Instruksi Presiden Nomor 3/2008, dimana Depko-minfo mendapat tugas untuk melakukan sosialisasi setiap daerah dan ini dilakukan BID Provinsi Kalsel. (slm)
Langganan:
Postingan (Atom)