14 Oktober 2008

Calhaj HSU dan Banjarmasin Berangkat Pertama

Banjarmasin, KS Rapat penetapan kelompok terbang (kloter) Calon Jamaah Haji (calhaj) Kalsel, Senin (13/10) menetapkan mereka yang berasal dari Kota Banjarmasin dan Kabupaten Hulu Sungai Utara menjadi rombongan pertama berangkat. Kloter pertama dijadualkan masuk asrama haji tanggal 4 November dan berangkat dari embakrasi Syamsudin Noor Banjarmasin tanggal 5 November pukul 08.00 wita yang rencananya dilepas Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin. Demikian diungkapkan Kepala Kantor Wilayah Departemen agama (Depag) Kalsel, Fahmi Arif kepada wartawan, Selasa (14/10) melalui Kabid Penyelanggara Haji, Zakat dan Wakaf, Kandepag Kalsel, Anwar Hadimi didampingi Kasi Lansar Haji, Bidang Penyelanggara Haji, Zakat dan Wakaf, Kandepag Kalsel, H Faisal. Kloter kedua juga diisi seluruhnya calhaj asal Kota Banjarmasin sebanyak 266 orang ditambah 3 TPHD. Selanjutnya kloter 3 sampai 6 seluruhnya berasal khusus jamaah asal Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dan sebagian lagi di kloter 7, bergabung dengan jamaah dari Batola dan Banjarmasin. (tabel) Dijelaskan lagi, dari total calhaj Kalsel 3.505 orang, data terakhir Depag Kalsel mencatat ada 8 orang yang batal berangkat karena 3 tiga diantaranya meninggal dunia, 4 mengundurkan diri dan 1 mutasi keluar Kalsel. Calhaj yang wafat berasal dari Kabuoaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Balangan dan Banjarbaru. Mereka yang batal 1 orang dari Kota Banjarmasin, 2 orang dari Banjarbaru dan1 orang dari Kabupaten HuluSungai Tengah (HST). “Yang keluar ada 6 orang, 2 diantaranya ke Jakarta. Karena adanya keluar masuk dari Kalteng, akhirnya jumlah mutasi dihitung satu orang,” jelas Faisal. Terkait dengan kesiapan fasilitas asrama haji Banjarbaru untuk jamaah yang datang, keduanya menegaskan tidak masalah lagi. Kecuali terkait pemadaman listrik dari PLN yang dijadualkan mulai tanggal 3 November mendatang. “Kita sudah menyurati PLN lagiI agar diberikan dipensasi tidak terkena pemadaman bergilir,” ujarnya. Pentingnya stabilitas tenaga listrik selama penyelanggaraan pelayanan kepada calhaj lanjut Faisal, terkait peralatan sistem komputerisasi haji terpadu (siskohat) yang memerlukan pasukan lisrik terus menerus. “Satu kali listrik mati, akan terganggu dan perlu lama untuk koneksi kembali,” jelasnya. Kendati pihak asrama memiliki mesin genset berkapasitas cukup besar mencukupi kebutuhan penerangan lokasi setempat, tetap diharapkan normalnya pasokan listrik dari PLN. “Genset kita malah lebih besar dayanya dari genset yang pernah ditawarkan PLN, tapi itu tadi, operasional kita akan teganggu bila ada pemadaman, meskipun diberitahukan sebeluimnya,” tegas Anwar Hadimi. (slm)

Tidak ada komentar: