09 Oktober 2008

Apron Bandara Syamsuddin Noor Dibuka

Banjarmasin, KS Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Rudy Ariffin akhirnya mencabut larangan pengunaan areal parkir (apron) Bandara Syamsudin Noor yang didahului dengan mengirim surat kepada PT Angkasa Pura I, Kamis (9/9) yang intinya membolehkan perusahaan bersangkutan menggunakan lagi fasilitas tersebut. Kebijakan membuka kembali apron yang ditutup sejak 1 Februari lalu sesuai janji gubernur yang mensyaratkan dilakukan perbaikan displace landasan pacu (run way) oleh kontraktor PT Hutama Karya sepanjang 280 meter. “Hari ini (kemarin,red) Hutama Karya sudah melakukan mobilisasi alat dan secepatnya akan dilakukan pengerjaan perbaikan,” jelas Rudy Ariffin kepada wartawan, kemarin. Mengenai kapan apron dipakai secara efektif, menurutnya tergantung kesiapan pihak Angkasa Pura dan maskapai penerbangan yang menggunakan fasilitas yang dibangun dengan dana ratusan miliar itu. “Surat sudah kita sampaikan, soal kapan dipakai itu terserah Angkasa Pura, karena mereka juga perlu koordinasi dengan perusahaan penerbangan,” lanjutnya. Gubernur juga menepis anggapan penutupan apron dalam 9 bulan terakhir merupakan tindakan yang sia sia. Terbukti menurutnya, dengan kebijakan itu, pihak Angkasa Pura bersedia membayar kontribusi pemanfaatan aset Rp1,3 miliar kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) setiap tahun. Selain itu, kontraktor pembangunan perpanjangan bandara juga telah menepati janjinya untuk memperbaiki kerusakan sebagian areal bandara yang tidak bisa dipakai sekian lama. Seperti disinggung sebelumnya, perbaikan landasan pacu oleh PT HK baru bisa dilakukan setelah Dirjen Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan menyetujui desain baru berupa pengerasan dengan semen cor. Selama penutupan apron, parkir pesawat Bandara Syamsudin Noor terpaksa menggunakan apron lama yang sebelumyna tidak lagi dimanfaatkan setelah terbangunnya yang baru. Perundingan Pemprov Kalsel bersama pihak kementerian BUMN, PT AP dan PT HK untuk mencari kesepakatan pembayaran kontribusi dan upaya perbaikan kerusakan cukup memerlukan waktu sebelum ada titik sepakat. Sebelumnya gubernur juga pernah menyampaikan sikap bersekukuh untuk tidak membuka apron sebelum ada kepastian Hutama Karya memperbaiki kerusakan yang ada. Ini didasarkan pada alasan bahwa Bandara Syamsudin Noor sulit berkembang untuk menjadi bandara internasional bila masalah itu tidak selesai. Belum lama tadi, gubernur sempat mendesak kontraktor memenuhi kewajibannya, mengingat perlunya penggunaan apron untuk aktivitas penyelanggaraan embarkasi haji yang dimulai awal Nopember mendatang. (slm)

Tidak ada komentar: