30 Juni 2009
Gubernur : Dunia Pendidikan Membaik
Banjarmasin, KS
PEMBANGUNAN dunia pendidikan di Kalimantan Selatan (Kalsel) secara berangsur angsur mengalami perbaikan. Indikasi ini dapat diihat dari penuntasan program buta aksara dan wajib belajar (wajar) 9 tahun.
“Kita akan melanjutkan program wajib belajar 12 tahun,” ujar Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin di acara Hablatul Imtihan (Perpisahan) Santri Pondok Pesantren Atthahiriyah Desa Madorejo Kecamatan Sambung Makmur Kabupaten Banjar, Selasa malam (30/6).
Keseriusan pemerintrah lanjutnya, baik tingkat provinsi maupun kabuapten/kota, dapat dilihat dari pengalokasian dana pendidikan di ABPD masing masing minimum 20 persen, bahkan ada yang jauh lebih tinggi yakni Kabupaten Banjar sebesar 30 pesren.
Kepada para santri dan warga yang hadir, gubernur mengingatkan pentingnya ilmu pengetahuan ini untuk masa depan.
Menguti hadist Nabi Muhammad saw, gubernur mengangatkan, seseorang bila ingin selamat di dunia adalah dengan ilmu, bila dingin selamat di akhirat juga dengan ilmu dan bila ingin selamat kedua duanya, juga dengan ilmu.
Sedangkan Bupati Banjar, Gusti Khairul Saleh pada sambutannya menyampaikan pesan kepada santri bahwa ilmu yang dimiliki seseorang tidak menjamin berhasil berinteraksi dengan baik di masyarakat.
Sikap yang baik atau akhlak mulia justeru menjadi pendukung utama yang sangat menentukan dalam bersosialisasi. ”Ilmu seseorang perlu didukung dengan akhlak yang baik pula, yang lulus harus santun,” ujarnya.
Diakhir sambutan, bupati memberikan sumbangan untuk Ponpes Atthahitiyah dibawah pimpinan ustad Abdul Hafaz ini sebesar Rp25 juta dan berjanji kpada warga setempat untuk melakukan pengaspalan jalan setempat.
Di tempat yang sama, Camat Sumber Makmur, Gusti Suryani mengakaui program pemerintah sudah bisa dirasakan masyarakatnya. Kedepan diharapkan bisa ditingkatkan lebih banyak dan dirasakan masyarakat. slm
29 Juni 2009
Peserta Dialog Pemuda Lintas Agama Terpukau Kesenian Madihin

28 Juni 2009
Puluhan Ribu Pengunjung Padati Sekumpul

Donor Darah BNP Disambut Antusias
ABG Dominasi Gerak Jalan Sehat BNP
Banjarmasin, KS
Jajaran Badan Narkotika Provinsi (BNP) Kalsel kembali menggelar gerak jalan sehat sebagai salah satu kegiatan dari rangkaian peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2009.
Gerak jalan santai yang memulai rute di halaman kantor Gubernur Kalsel Jalan Sudirman tersebut nampak didominasi para anak baru gede (ABG), pelajar dan mahasiswa dengan seragam yang disediakan panitia.
Jalur yang dilalui peserta gerak jalan yang bekerja sama dengan salah satu radio swasta di Banjarmasin itu antara lain Jalan Sudirman, Suprapto, Haryono, RA Marthadinata, dan Lambung Mangkurat.
Kalakhar BNP Kalsel, H Syahbani, S Sos, MM mengatakan kegiatan ini salah satu dari 8 item yang dilaksanakan untuk mensosialisasikan tentang bahaya narkoba di masyarakat, khususnya generasi muda yang paling mudah terpengaruh.
Supaya bahaya narkoba ini dapat diminimalisir penyebarannya dan untuk penyembuhan bagi yang terlanjur menjadi korban, peran keluarga sangat diharapkan dengan cara aktif melapor kepada pihak terkait untuk minta pengobatan.
“Keluarga jangan takut melapor bila ada anggota keluarganya yang kena narkoba,” ujarnya disela sela kegiatan gerak jalan santai, Minggu (28/6).
Mereka yang menjadi korban barang hatam ini lanjutnya akan dibantu secara gratis selama penyembuhan dengan catatan tidak terkait aspek hokum.”Kalau dalam proses hukum tidak bisa. Mereka yang dengan kesadarannya minta diobati akan kita Bantu,” janjinya.
Bantuan BNP lanjutnya, tidak sebatas pengobatan di daerah yang dalam hal ini ditangani RSJ Sambang Lihum. Namun bisa memang diperlukan karena kondisi yang parah, bisa direkmendasikan ke Pusat Sentral Rehabilitasi Residen Narkoba (PSRRN) Kido Bogor Jawa Barat.
Namun Syahbani menyayangkan, saat ini masih sedikit keluarga yang melaporkan anggota keluarganya yang menjadi narkoba NAPZA, padahal bagi pasien yang dirawat di RSJ Sambang Lihum untuk Kasus Narkoba diberikan pelayanan cuma-cuma, tanpa dipungut biaya.
Gerak jalan santai diikuti Ketua BNP Kalsel, HM Rosehan NB SH didampingi Aida Muslimah Rosehan dan sejumlah pejabat di jajalan Pemprov Kalsel serta mitra kerja BNP Kalsel.
Rosehan menilai olahraga jalan santai merupakan sarana efektif untuk sosialisasi masalah narkoba karena olahraga ini banyak diminati masyarakat. Disamping biaya murah dan meriah.
Selain hiburan, panita gerak jalan menyediakan ratusan bingkisan dan hadiah seperti kipas angin, dispenser, magic jar, jam dinding, dan lain lain yang merupakan partisipasi dari sejumlah dinas dan badan di Pemprov Kalsel, BPD Kalsel dan pihak swasta. slm
25 Juni 2009
Perusahaan Batu Bara Diberi Toleransi Tiga Bulan
Banjarmasin, KS
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) memberikan waktu tiga bulan kepada perusahaan batu bara untuk menyelesaikan flyover (lintasan atas) atau underpass (lintasan bawah) sejak tanggal 23 Juli 2009.
Selama itu, truk angkutan batu bara masih dapat melakukan crossing atau penyeberangan di jalan umum. Selebihnya, bila jembatan dimaksud belum juga selesai, perusahaan yang bersangkutan dipersilahkan stop beroperasi sementara.
“Akan diberi rekomendasi paling lama 3 bulan, hanya perlintasan, bukan jalan raya,” ujar Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin kepada wartawan, Jumat (26/6).
Saat ini lanjutnya, pihaknya sudah menerima 8 permohonan pelintasan jalan umum itu kepada Pemprov Kalsel. Kesempatan in masih diberikan kepada perusahaan lainnya yang tidak bisa menyelesaikan pekerjaan mereka sampai tanggal yang ditentukan.
“Permohonan sampai 23 Juli, yang tidak memohon dianggap bisa tidak menggunakan jalan negara untuk angkutan batu bara,” ujarnya.
Saat ini, Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Kalsel sudah memasang rambu rambu jalan pada titik titik yang ditentukan untuk memberikan peringatan kepada pihak perusahaan dan lainnya.
“Kita minta aparat menjaga rambu rambu ini jangan sampai hilang atau dirusak pihak tak bertangungjawab,” pintanya.
Terkait pelaksanaan jalan khusus ini, evaluasi Dinas Perhubungan IP Kalsel bulan Mei lalu, dari 14 perusahaan yang mengerjakan proyek, hanya dua perusahaan yang menyanggupi penyelesaian sesuai deadline (batas waktu) tanggal 23 Juli mendatang. Kedua perusahaan itu adalah PT Hasnunur Jaya Utama yang masih menyelesaikan flyover itu di kilometer 94 di Kabupaten Tapin dan PT ATP yang mengerjakan underpass di kilometer 101.
12 perusahaan lain diperkirakan tidak sanggup menyelesaikan kewajiban mereka sebelum penerapan Perda Nomor 3 Tahun 2008 terkait larangan penggunaan jalan umum untuk angkutan tambang dan perkebunan di Kalsel.
5 dari 12 perusahaan itu berjanji menyelesaikan pembangunan jalan di bulan Agustus sampai Oktober. Kelima perusahaan tersebut yakni PT Pribumi Citra Megah Utama yang proyeknya melewati jalur kilometer 152 Kabupaten Tanah Bumbu, kemudian PT Mitratama Perkasa di kilometer 153, PT WBM di kilometer 162, PT SCMM di kilometer 172 dan PT BCM di kabupaten yang sama.
Sementara 4 perusahaan lainnya yakni PT Talenta Bumi, PT Coilindo Inter Nusa, PT Satui Barutama dan PT Borneo Inter Nusa, mengajukan permohonan perpanjangan waktu pengerjaan proyek.
Sekali lagi Rudy Ariffin menyatakan komitmen menegakkan Perda 3 Tahun 2008 yang berisi aturan denda kurungan paling lama enam bulan atau denda paling banyak Rp50 juta bagi yang melanggarnya ini sesuai jadual yang ditentukan.
”Kalau tidak sekarang dimulai (melarang penggunaan jalan umum,red) kapan lagi dilakukan,” ujarnya. slm
Kalsel Incar 10 Persen Keuntungan Pengeboran Minyak di Kotabaru

23 Juni 2009
Perda Pendidikan Alquran Disosialisasikan

22 Juni 2009
Izin PT GMK Terancam Dicabut
Lingkungan Dinas PO Budpar Kalsel Terjelek
Penghargaan bagi yang Peduli Lingkungan

Soal PKM Ditanggapi ‘Dingin’

Upaya Penanggulangan DBD Ditingkatkan

16 Juni 2009
Dicari 375 Bidan Desa

Kepala Daerah Hambat Pelaporan Dana Dekonsentrasi

Kita Cari Solusi Krisis Global

Qari-Qariah Kalsel Gagal Lagi

15 Juni 2009
Kelulusan Siswa MA dan SMK di Kalsel Menurun

12 Juni 2009
Pemprov Siapkan Expo Kalsel 2009

11 Juni 2009
Menristek : Dana Jangan Jadi Alasan

Tokoh Agama Diminta Sosialisasi Narkoba

08 Juni 2009
Investor Baja Ramai-ramai Masuk Kalsel

07 Juni 2009
Luasan Sawah di Kalsel Berkurang

BNP Seleksi Kampung Bebas Narkoba

Permintaan Modal Koperasi dibawah Kouta

04 Juni 2009
Banjarbaru dan Pelaihari Raih Adipura
Banjarmasin, BARITO
Kegigihan Pemerintah Kota Banjarbaru dan kota Pelaihari Kabupaten Tanah Laut terhadap pengelolaan lingkungan yang bersih membuahkan hasil. Tahun ini, keduanya berhasil meraih Piala Adipura 2009 pada kategori berbeda.
Sementara Kota Banjarmasin yang masuk kelompok kota besar, hanya mendapat piagam penghargaan atau Best Effort yakni kota yang dianggap melakukan peningkatan luar biasa dalam upaya perbaikan lingkungan.
Kota Banjarbaru yang masuk kategoti kota sedang, mendapat poin 73,22 atas upaya di bidang kebersihan dan pengelolaan lingkungan perkotaan, dan kota Pelaihari yang berada di kategori kota kecil, mengumpulkan nilai 73,03 dan berhak menerima piala Adipura yang diserahkan langsung Presiden susilo BambangYudhoyono pada Hari Lingkungan Hidup (LH), hari ini (5/6).
“Besok (hari ini,red) piala akan diserahkan bapak presiden di Istana Negara, sehabis salat Jum at, penghargaan menteri (Menteri LH,red) diHotel Borobudur” ujar Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kalsel, Rahmadi Kurdi kepada Barito Post, Kamis (4/6) via telepon selulernya.
Selain bangga dengan kedua kota di Kalsel yang mendapat piala Adipura tersebut, Rahmadi memuji apa yang diperoleh Kota Banjarmasin, meskipun belum berhasil mendapatkan piala yang selama ini idam idamkan.
“Kota Banjarmasin dianggap luar biasa upayanya dalam pengelolaan lingkungan, jadi dapat best effort, ini pertama kali diterima,” ucapnya.
Masih keterangan Rahmadi Kurdi, di Kalimantan yang termasuk kota besar adalah Banjarmasin dan Balikpapan, kategori kota sedang adalah Banjarbaru, Bontang, Tarakan, dan Singkawang, kemudian kategori kota kecil adalah Pangkalan Bun dan Pelaihari.
Keberhasilan Kota Banjarbaru ini merupakan kado Rudy Resnawan selaku walikota diakhir masa jabatannya.
Sebelumnya, kepada media RudyResnawan mengatakan, penghargaan ini dapat lebih memotivasi masyarakat dan pemerintah kota untuk lebih meningkatkan kebersihan yang telah serta bersama-sama memelihara dan menjaganya.
Tanda-tanda Kota Idaman bakal mendapatkan penghargaan Adipura sebenarnya sudah terlihat sejak jauh hari. Pada penilaian tahap I, poin yang diperoleh sudah 70,25. Pesaingnya saat itu untuk kategori kota sedang di regional Kalimantan hanya Bontang, Singkawang, Tarakan, Palangkaraya dan Pontianak.
Usai penilaian tahap pertama, aksi bersih-bersih lingkungan kian gencar dilaksanakan sekaligus melibatkan peran serta masyarakat yang memang cukup aktif. Hasilnya terlihat, kawasan Kota Banjarbaru mulai dari sekolah, jalan utama, dan kawasan perumahan terlihat lebih bersih dan tertata.
Lain lagi dengan Kota Banjarmasin. Pemko setempat memang gencar melakukan pembinaan terhadap obyek pantau/penilaian Adipura 2008/2009 seperti jalanan, pasar, sarana dan prasarana sosial atau umum, serta kawasan permukiman yang menjadi tempat tinggal sendiri.
Selain itu, juga terlihatupaya pembenahan untuk menciptakan keteduhan, seperti menanam pohon peneduh dan memeliharanya sehingga bisa berfungsi sebagai penyejuk dan keindahan kota.
“Walaupun bukan piala Adipura, tapi upayanya luar biasa, best effort ini juga luar biasa bagi Banjarmasin,” ujar Rahmadi diakhir pembicaraan. slm
03 Juni 2009
TNI Dukung Program KB

Panglima TNI : Kalau Pensiun, Tidak Ada Jenderal Lagi

02 Juni 2009
Gubernur Janjikan Kafilah STQN Bonus

Kesenian Mamanda Banjarmasin Juara II Nasional

Pengusaha 'Wajib' Pakai Produk Lokal
Banjarmasin, KS
Kalangan pengusaha kini diminta lebih menggunakan produk dalam negeri demi memberdayakan sektor swasta. Di kalangan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) kampanye serupa pernah dilakukan 2007 lalu.
Hal ini sesuai arahan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengajak pengusaha mencintai dan menggunakan produk dalam negeri. Hal ini diyakini akan mendorong kemakmuran bangsa.
“Di Kadin (pusat,red), kita setengah mewajibkan menggunakan produk dalam negeri,” ujar Wakil Ketua Kadin Erlangga Satria Agung di sela sela acara Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) Kadin,Selasa (2/6) di Aula Bappeda Kalsel.
Kebijakan yangada di Kadin pusat diharapkan Erlangga juga dilakukan Kadin provinsi dan kabupaten kota seluruh Indonesia. Mengingat, cara tersebut cukup efektif dalam mengatasi krisis ekonomi global yang terjadi sekarang.
Diakuinya, gencarnya produk luar negeri masuk ke tanah air adalah sesuatu yang tidak bisa ditahan. Apalagi dengan harga yang sangat kompetitif, tidak menutup kemungkinan produk lokal akan kalah bersaing.
Semangat ingin memajukan pihak swasta dalam negeri dengan membeli produk lokal akan efektif menahan gencarnya produk luar. “Produk asing tidak boleh diblokir,” ujarnya.
Meski tidak bisa dilakukan blokir produk luar negeri, pemerintah menurutnya bisa memperketat masuknya barang dengan pengawasan barang sesuai Standar Nasional Indoensia (SNI).
“Harus selalu dicek apakah sesuai SNI,” sarannya.
Senada diungkapkan Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin yang hadir pada pembukaan Rapimwil tersebut. Membatasi masuknya produk luar negeri diangap tidak mungkin dilakukan saat ini.
“Yang diperlukan kesadaran, dengan menggunakan produk dalam negeri bisa menimbulkan aspek yang baik dalam ekonomi kerakyatan,” ujarnya.
Khusus di Kalsel lanjutnya, penggunaan produk dalam negeri masih bisa dibilang dominan dibanding luar negeri. “Lihat saja, hanya orang tertentu yang senang produk luar negeri,” ucap Rudy. slm
Mau Berhaji, Tunggu 9 Tahun
Langganan:
Postingan (Atom)