02 Juni 2009

Kesenian Mamanda Banjarmasin Juara II Nasional

Banjarmasin, KS Tim Mamanda Teater Banjarmasin yang bertanding di Apresiasi Media Pertunjukan Rakyat tingkat nasional di Malang Jawa Timur tanggal 29 Mei sampai 1 Juni lalu, berhasil meraih juara II. Tim Mamanda pimpinan M Zaini Ajak ini tampil dengan 23 pemain membawakan judul Merajut Asa di Palinggam Cahaya dengan sutradara Drs Sirajul Huda, mampu mengalahkan tim unggulan seperti dari Jawa Timur dan DIY Yogyakarta yang ada dalam satu grup dengan Kalsel. Peringkat ketiga diraih tim kesenian dari Papua Barat dan juara I adalah tim dari Sulawesi Selatan (Sulsel) yang sebelumnya pernah dikalahkan tim kesenian Mamanda pada ajajng pertandingan tingkat regional Kalimantan Sulawesi tahun 2008 lalu. Kemenangan tim kebanggan Kalsel ini menurut Kepala Bidang Media Komunikasi, Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi Kalsel, H Masrani, tidak terlepas dari kolaborasi pemain yang mampu berakting secara apik. Selain itu, pemain juga berhasil menyampaikan informasi pembangunan, teutama yang berkaitan dengan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dengan baik. “Ini karena didukung pemain senior dan support mahasiswa Kalsel yang ikut hadir dalam pertunjukkan,” ujarnya. Masrani juga mengatakan, keberhasilan Tim Mamanda dalam ajang yang diselanggarakan setiap dua tahun ini merupakan hasil pembinaan yang baik oleh Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin dan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatikan (Dishubkominfo) Kalsel, serta doa masyarakat Kalsel. “Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak yang diberikan, sehingga berhasil mencapai prestasi yang membanggakan ini,” ujarnya. Kontestan yang bertanding di Apresiasi Media Pertunjukan Rakyat sebanyak 8 tim yang mewakili dari empat regional se Indonesia. Seleksi di tingkat regional dilakukan setiap tahun. “Jadi satu regional mengirim dua tim,” jelasnya. Tim Mamanda Teater Banjarmasin berangkat dengan jumlah rombongan 29 orang yang terdiri dari enam ofisial dan anggota FK Mitra (Forum Komunikasi Media Tradisional, dan pemain, Kriteria perlombaan di ajang tahunan tersebut lebih menonjolkan penyampaian informasi kepada masyarakat agar pesan yang dibawa dapat diterima dan dipahami. “Jurinya antara lain dari Sekolah Kesenian Jakarta, Ussi Karunding, pakar UI dan lain lain,” jelas Masrani. Mamanda merupakan kesenian tradisional masyarakat Kalsel yang berwujud teater rakyat dengan lakon yang bersumber dari syair lama dan hikayat, serta didukung tokoh utama yang wajib ada, yakni sang Raja, Mangkubumi, Wazir, Perdana Menteri, Panglima Perang, Harapan I dan Harapan II, Khadam/Badut, serta Sandut/Putri. Masing-masing tokoh memiliki peran sentral tersendiri dalam setiap lakonnya. Merunut sejarahnya, mamanda lahir dari kesenian Badamuluk yang dibawa rombongan Abdoel Moeloek dari Malaka tahun 1897 yang dulunya di Kalsel bernama Komedi Indra Bangsawan. slm

Tidak ada komentar: