02 Juni 2009

Mau Berhaji, Tunggu 9 Tahun

Banjarmasin, KS Bagi masyarakat Kalimantan Selatan (Kalsel) yang ingin melaksanakan ibadah haji ke Mekkah, nampaknya harus lebih bersabar lagi. Minimal perlu waktu 9 tahun menunggu giliran bisa melaksanakan rukun Islam kelima tersebut dengan asumsi jatah berangkat haji tiap tahun tidak bertambah. Kuota haji untuk Kalsel yang ditetapkan Departemen Agama (Depag) sebanyak 3.497 orang per tahun. Saat ini, tercatat masyarakat yang masuk daftar tunggu (waiting list) menjadi jamaah haji lebih dari 31.000 orang. “Jadi sekitar 8 atau 9 tahun baru bisa berhaji,” ujar Kepala Kanwil Depag Kalsel, Fahmi Arief kepada wartawan, Selasa (2/6) usai acara pelepasan kafilah STQN Kalsel di kediaman gubernur. Kouta tambahan yang diperoleh masing masing provinsi relatif kecil, sehingga dipastikan tidak mampu mengimbangi tingginya minat masyarakat Kalsel melaksanakan ibadah haji itu. Itu sebabnya, masih banyak masyarakat yang berusaha menempuh cara laternatif dengan mendaftar di provinsi lain dengan harapan bisa lebih cepat berangkat. Provinsi tersebut biasanya di Kalteng dan Jatim. Namun menurut Fahmi Arief, cara tersebut saat ini tidak bisa lagi dilakukan karena masing masing daerah melakukan proteksi terhadap calon jamaah yang berasal dari luar daerahnya. “Tidak bisa lagi, semua daerah sudah menutup kesempatan, tidak menerima masyarakat di luar daerah lagi,” tegasnya. Kebijakan masing masing daerah itu sesuai arahan Menteri Agama Maftuh Basyuni yang meminta jajaran Kanwil Depag agar meneliti calon haji yang akan berangkat dari daerah masing-masing. Sehingga tidak ada lagi calon haji dari luar daerah yang menyusup sehingga merugikan jemaah calon haji asal daerah setempat. Lampung merupakan daerah yang memelopori pembatalan jemaah calon haji asal luar daerah sejak dua tahun lalu. Caranya dengan memperketat pengawasan dilakukan modus pemalsuan KTP. Soal biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) tahun 2009, menurutunya belum disampaikan karena belum ada informasi Depag di pusat. ”Tanggal 15 Juni nanti diumumkan,” ujar Fahmi. Mengutif pernyataan Menag, satu-satunya kendala untuk segera mengumumkan BPIH karena maskapai Saudi Arabian Airlines belum memberikan kepastian besaran biaya transportasi jemaah haji ke tanah suci. Kemungkinan besar BPIH tahun ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya karena adanya perluasan halaman Masjidil Haram yang mengakibatkan ribuan gedung terpaksa dibongkar. “Pasti ada kenaikan karena adanya tambahan biaya macam macam Adanya gedung tersebut mengakibatkan naiknya biaya pemondokan ketika jemaah berada di Mekkah, katanya."Kita tidak ingin menaikkan, karena ada komponen komponen yang tidak bisa dihindarkan,” ujarnya. slm

Tidak ada komentar: