22 Juni 2009

Upaya Penanggulangan DBD Ditingkatkan

FOGGING-Penyemprotan atau fogging salah satu upaya mengantisipasi penyebaran naybuk pembawa penyakit demam berdarah. (foto doc/brt) Banjarmasin, KS Kendati kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti cenderung menurun, jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Selatan (Kalsel) terus melakukan upaya antisipasi. Upaya dimaksud antara lain penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit dan cara pencegahannya, sampai pada kegiatan penyemprotan (fogging) pada lokasi yang diperlukan. Penyuluhan dititikberatkan pada bagaimana memperkenalkan 3M yaitu Menguras bak mandi, Menutup tempat penyimpanan air, dan Mengubur kaleng-kaleng bekas yang bisa menampung air. Sedangkan pengasapan dilakukan 100 m2 disekitar rumah penderita penyakit DBD dan daerah tempat tinggal penderita. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, drg Rosihan Adhani belum lama tadi. Perlu diketahui lanjutnya, daerah yang termasuk rawan penyakit DBD juga didata Dinkes Kalsel diantaranya Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara dan Tanah Laut. ”Semua daerah tersebut digolongkan termasuk daerah endemis yang artinya daerah tersebut setiap tiga tahun selalu ada penderita penyakit DBD,” lanjutnya. Mengenai usia yang rawan terkena DBD, dijelaskan, mereka yang rentan terserang penyakit tersebut pada anak usia sekolah atau 5 - 12 tahun.Karena pada usia tersebut belum mempunyai imun atau kekebalan tubuh yang kuat. Kasus DBD Mei lalu tercatat 40 kasus dan bulan ini hanya tercatat 19 kasus. Data keseluruhan kasus DBD di Kalsel sejak awal 2009 tercatat 324 kasus dan diantaranya lima orang meninggal dunia. “Kasus tertinggi terjadi di Banjarbaru yaitu 70 kasus, Banjarmasin 51 kasus, dan Kabupaten Banjar ada 40 kasus,” sebutnya. Bebas Meningitis Pada topik lain, meski dilaporkan dalam dua tahun terakhir ini terjadi peningkatan pengidap meningitis atau radang selaput otak dan selaput sumsum tulang dari jemaah haji Indonesia dan dari negara lain, tetapi jemaah haji tersebut tidak ada yang berasal dari Kalsel. “Walaupun tidak ada kasus, kita tetap mewajibkan semua jemaah haji mendapat vaksin meningitis,” ujarnya. Pemberian vaksin meningitis untuk jemaah haji adalah vaksinasi meningitis meningokokus tetravalen. Vaksin tersebut mengandung serogrup A, C, Y dan W-135 dan menurutnya stok sudah siap. Untuk tahun ini, diperkirakan jumlah jemaah haji Kalsel 4000 orang dan semuanya diwajibkan divaksin meningitis meningokukus sebelum berangkat. Pemberian vaksin meningitis dilakukan pada pemeriksaan kesehatan tahap II atau setelah pemeriksaan tahap I yang dilakukan di puskesmas. Pemeriksaan tahap II dilakukan pada masing-masing rumah sakit di kabupaten dan kota. Untuk Kota Banjarmasin, vaksinasi meningitis dilaksanakan di RS Ansari Saleh. “Jemaah haji yang divaksin meningitis tidak dikenakan pungutan karena pemberian vaksin sudah termasuk satu paket dalam ONH. Sedangkan untuk umrah memang dikenakan biaya,” paparnya. tya/slm

Tidak ada komentar: