15 Mei 2009

RSUD Ulin Bantah soal Kematian Pasien

Dirut RSUD Ulin Banjarmasin, dr Abimanyu menepis anggapan kematian tiga pasien di tempatnya beberapa waktu lalu, terkait dengan pemadaman aliran listrik mendadak dari PLN. “Mereka (pasien,red) meninggal bukan lantaran listrik mati, tapi beratnya penyakit,” ujar Abimanyu mengklarifikasi soal pemberitaan di media massa, kepada gubernur dan peserta coffee morning, Rabu (2/7) di Graha Abdi Persada. Dijelaskan, satu pasien mengalami cedera berat yang sudah dilakukan tiga kali operasi, dan satu lagi si pasein menderita gagal ginjal kronik yang sudah dilakukan cuci darah satu kali, namun tidak tertolong jiwanya. Alasan Abimanyu mengatalan kematian pasien tidak terkait langsung dengan matinya lampu, karena pihak rumah sakit dikatakan memiliki dua unit mesin genset yang digunakan satu untuk IGD dan Aster, satu genset lainya untuk keperluan lain. Selain itu, peralatan di rumah sakit juga menggunakan UPS yang bisa memberikan pasokan listrik selama 2 jam apabila terjadi pemadalaman listrik. “Kita juga minta PLN memasang dua jalur, jalur A Yani danVeteran, untuk mengantisipasi seringnya lampu mati,” ujarnya. Pernyatan Abimanyu tersebut nampaknya membantah apa yang diungkapkan Wakil Direktur RSUD Ulin Banjarmasin dr Ali Assegaf yang menyesalkan adanya pemadaman aliran listrik yang berulang-ulang dan tidak terjadual sehingga berdampak pada sebagian peralatan di rumah sakit milik Pemprov Kalsel itu menjadi rusak, dan bahkan bisa ‘membunuh’ pasien. Menurutnya, sudah ada tiga pasien RSUD Ulin meninggal dunia, yang diduga akibat terjadinya pemadaman listrik. Kamis malam lalu, seorang pasien meninggal dunia karena terkurung di dalam lift. Padahal, waktu itu pasien tersebut mau operasi jantung. Sebelumnya, karena peralatan monitor vital signs tidak berfungsi –akibat pemadaman listrik yang berlangsung lama- seorang pasien penyakit jantung yang baru selesai operasi dan dalam tahap perawatan, dan seorang pasien operasi otak, juga meninggal dunia. Mengenai peralatan yang rusak. Soal dua genset di RSUD Ulin, dikatakan sebelumnya, karena seringnya pemadaman dalam sehari, selama satu bulan ini, membuat alat otomatis genset tersebut tidak berfungsi. Begitu juga dengan pihak rumah sakit yang beberapa kali berkoordinasi dengan pihak PLN untuk meminta sambungan listrik RSUD Ulin mengambil dua jalur, jalur Akhmad Yani dan jalur Veteran, hasilnya tidak sesuai kesepakatan. Ditambahkan Kepala Bagian Teknis RSUD Ulin Banjarmasin M Hasbi ST. Dua genset yang ada di RSUD Ulin tidak bisa diharapkan beroperasi selama empat jam lebih. Dua mesin itu memiliki kapasitas daya 1.100 KVA, atau masing-masing 500 KVA dan 600 KVA. Sementara, daya yang dibutuhkan RSUD Ulin sebesar 1.730 KVA. Kabid Humas PLN Wilayah Kalselteng, Hj Laela Noor Effendi ketika dikonfermasikan masalah ini, mengatakan pihaknya sudah meyerahkan penjelasan kepada pihak RSUD. Sedangkan, GM PLN Kalselteng, Wahidin Situmpol yang sekarang masih di Kota Palangka Raya (Kalteng), tidak bisa dihubungi via HP, hanya selalu terdengar nada sibuk. Jawaban yang diberikan melalui SMS mempersilahkan konfermasi ke Manajer PLN Banjarmasin. Menanggapi masalah ini, Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin minta pihak rumah sakit memberikan laporan tertulis, mulai segi teknis sampai medis, sehingga jelas apa yang terjadi. “Pa Abimanyu, tolong buatkan laporannya, biar jelas apa penyebab kematian sebenarnya,” ujarnya. (slm)

Tidak ada komentar: